Peningkatan Sikap Spiritual, Sikap Sosial, dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Melalui Metode ATM-GOLD dengan Media YouTube pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun
pelajaran 2013/2014, SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati ditunjuk oleh
pemerintah untuk menerapkan Kurikulum 2013. Pemberlakukan Kurikulum 2013
tersebut berdampak pada berubahnya teknik penyusunan perangkat pembelajaran
yang meliputi pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
pendekatan dan metode pembelajaran, dan teknik penilaian. Selain terjadi
perubahan pada perangkat pembelajaran, dalam Kurikulum 2013 juga terdapat
perubahan paradigma terhadap kedudukan bahasa dalam pembelajaran.
Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela
mata pelajaran lain. Oleh karena itu, harus berada di depan semua mata
pelajaran lain. Pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII disajikan
berbasis teks, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia
berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya
dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah
kebahasan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk
kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu
penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam
bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi
penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir
manusia.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa
di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda.
Sementara itu, dalam struktur tercermin struktur berpikir. Dengan demikian,
makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur
berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya nanti.
Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya
melalui kemampuan mengobservasi,
mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisi, dan menyajikan hasil
analisis secara memadai (Kemendikbud, 2013).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan
berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara,
membaca dan menulis (Dalman, 2012: 3). Keempat keterampilan tersebut merupakan
pembelajaran yang padu dan berkaitan satu dengan lainnya. Untuk melakukan
penelitian terhadap keempat keterampilan tersebut, tidak mungkin dilaksanakan
satu waktu. Dalam penelitian ini ditetapkan keterampilan menulis, karena
menulis sangat penting dalam kehidupan.
Menurut Tarigan (2008: 22), menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga dapat menolong
untuk berpikir secara kritis. Dengan menulis dapat membantu kita untuk
menjelaskan apa yang ada dalam pikiran kita.
Menulis
merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan ketika pembelajaran
dilaksanakan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif dan
selalu berhubungan dengan penalaran siswa dan hasil temuan siswa dalam
pembelajaran serta dibuktikan dari kegiatan menulis. Dari kegiatan menulis,
guru mengetahui tingkat pemahaman siswa selama pembelajaran.
Ada lima teks
yang diajarkan di kelas VII. Kelima teks tersebut adalah teks laporan hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks
eksposisi, teks
eksplanasi, dan teks cerita pendek. Salah satu ragam teks yang diteliti adalah teks eksplanasi. Teks eksplanasi ini merupakan jenis
teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Teks eksplanasi menerangkan
atau menjelaskan mengenai fenomena alam maupun sosial. Struktur teks tersebut, adalah
pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi (opsional). Teks eksplanasi
merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses yang berhubungan dengan
fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu
pengetahuan, dan budaya. Teks eksplanasi berasal dari pertanyaan penulis
terkait “mengapa” dan “bagaiamana” suatu fenomena terjadi. Teks eksplanasi
bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan atau kegiatan yang terkait
dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, atau budaya (Priyatni,
2014: 82).
Menurut Mahsun
(2013), teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan fenomena
alam maupun sosial. Dalam teks eksplanasi terdapat struktur teks, struktur
tersebut meliputi, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi
(opsional). Teks eksplanasi yang terdapat dalam buku siswa adalah teks yang
berkaitan dengan peristiwa alam, di antaranya teks tentang Tsunami dan Gempa
Bumi.
Berdasarkan
hasil observasi pada kondisi awal, diketahui bahwa rata-rata kemampuan menulis
teks eksplanasi sebesar 2,87. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan di SMP Negeri 1 Batangan sebesar 3,00 untuk Kompetensi Inti (KI) 1,
2, 3, dan 4. Dari 26 orang siswa kelas VII-A yang mencapai KKM sebanyak 12
orang (46,15%), sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 orang
(53,85%).
Rendahnya
kemampuan menulis teks eksplanasi tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yakni
faktor guru dan faktor siswa. Dari faktor guru dapat dikemukakan bahwa guru telah
menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menggunakan media pembelajaran.
Dari faktor siswa dapat diidentifikasi bahwa pada saat pembelajaran, kegiatan
menanya dan mendiskusikan materi pelajaran masih cukup rendah. Hal ini tampak
indikator bahwa siswa belum menanya, baru sebatas menjawab pertanyaan. Dari
faktor materi pelajaran dalam bahwa materi menulis teks eksplanasi merupakan
materi baru yang sebelumnya belum pernah dikenal. Oleh karena itu, proses dan
kemampuan menulis teks eksplanasi perlu ditingkatkan.
Salah satu
metode yang diduga dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan menulis
teks eksplanasi adalah menggunakan metode ATM-GOLD. Metode ini merupakan
akronim dari: Amati, Tiru, Modifikasi,
Gagas ulang, Orientasikan kembali, Laporkan, dan Diskusikan. Metode tersebut sesuai dengan pendekatan saintifik yang
terdiri atas 5M, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Bertitik tolak
dari latar belakang masalah tersebut dibuat penelitian tindakan kelas. Adapun judul
penelitian adalah Peningkatan Sikap
Spiritual, Sikap Sosial, dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Melalui Metode
ATM-GOLD dengan Media YouTube pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten
Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang tersebut, terdapat beberapa
masalah yang dapat diidentifikasi.
1. Ada lima teks yang
diajarkan di kelas VII yakni teks laporan hasil observasi,
teks tanggapan
deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerita pendek.
2. Guru telah mengajar
menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menggunakan media belajar.
3. Kegiatan menanya dan
berdiskusi masih rendah.
4. Pembelajaran
Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.
5. Kemampuan menulis
teks eksplanasi sebesar 2,87 < KKM 3,00. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 12
orang (46,15%), sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 orang
(53,85%).
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian terfokus, masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada tiga hal: (1) sikap spriritual, (2) sikap sosial, dan (3)
kemampuan menulis teks eksplanasi.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah, ada tiga rumusan masalah
yang diajukan.
1. Apakah metode
ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan sikap spriritual pada siswa kelas VII-A
SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah metode
ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP
Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah metode
ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa
kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini ada
tiga hal.
1. Untuk
mendeskripsikan peningkatan sikap spriritual pada siswa kelas VII-A SMP Negeri
1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD
dengan media YouTube.
2. Untuk
mendeskripsikan peningkatan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1
Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD
dengan media YouTube.
3. Untuk meningkatkan
kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten
Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD dengan media YouTube.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat
penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat secara
praktis. Penjabaran kedua manfaat tersebut sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dari penelitian ini
adalah mengembangkan wawasan ilmu pendidikan yang berhubungan dengan
peningkatan kompetensi belajar dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat
meningkatkan mutu pendidikan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan
materi pembelajaran.
b. Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan
informasi mengenai manfaat metode ATM-GOLD untuk meningkatkan sikap religius,
sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
c. Bagi siswa
Bagi siswa yaitu untuk
lebih meningkatkan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks
eksplanasi yang berdampak pada peningkatan mutu proses pembelajaran.
BAB II
KAJIAN
TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Hakikat
Menulis
1. Definisi
Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa
yang dipakai untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka
dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif
(Tarigan, 1993:3). Menyempurnakan pendapatnya terdahulu, Tarigan mengatakan
bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik tersebut. Lado (dalam Suriamiharja, 1997:1), mengartikan bahwa
menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa
yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang
memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Suriamiharja (1997:1) mengemukakan bahwa menulis
adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Menulis juga
diartikan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada
orang lain secara tertulis. Menyempurnakan pendapatnya terdahulu, Suriamiharja,
dkk. (1997:12) menyimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan
seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa
itu sendiri maupun orang lain yang memunyai kesamaan pengertian terhadap
simbol-simbol bahasa tersebut.
Akhadiah (1998:3) menyatakan bahwa menulis
merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari menemukan gagasan sampai
menghasilkan tulisan. Kata menulis memunyai dua arti. Pertama, menulis
berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat
dilihat. Kedua, kata menulis memunyai arti kegiatan mengungkapkan
gagasan secara tertulis (Wiyanto, 2004:1).
Hakim (2005:15) berpendapat bahwa menulis pada
hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan,
dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut Nurudin (2007:4), menulis
adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Tulisan
adalah sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang akibat kegiatan proses kreatif
penulisannya.
Menulis (writing) adalah bagian dari
kegiatan yang sering kita lakukan setiap hari. Selain itu, menulis adalah
bagian dari kegiatan komunikasi yang dilakukan menggunakan bahasa tulisan (writing),
selain mendengar (listening),
membaca (reading), dan berbicara (speaking). Jadi, menulis
adalah kegiatan berkomunikasi dalam bahasa tulisan. Pesan yang disampaikan bisa
berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya (Estiati,
2008:33).
Secara sederhana, kegiatan menulis dilakukan
dengan enam kegiatan. (1) Melihat langsung suatu peristiwa atau objek. Ide
adalah kunci utama seseorang dapat melakukan pekerjaan menulis. Ide akan muncul
bila memiliki pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman. Maka dengan melihat objek secara langsung, ide akan mudah untuk
didapatkan; (2) Mendiskusikan apa yang menarik dari yang dilihat, atau ditemukan
informasi atau data dari buku; (3) Menulis draf/ membuat kerangka tulisan; (4) Menyampaikan
kepada orang lain yang dipercaya mampu membimbing dan mengarahkan; (5) Menulis
ulang dan memeriksa tanda baca pada tahap akhir, bukan pada awal atau saat
membuat draf karena dapat mengganggu kelancaran mengekspresikan gagasan, dan
(6) Memublikasikan tulisan, merancang desain penampilan (Suwarno, 2011:106)
Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu penuangan ide atau gagasan, perasaan,
pikiran ke dalam sebuah tulisan untuk menyampaikan informasi yang ingin
disampaikan dalam bentuk tertulis.
2. Tujuan Menulis
Setiap jenis tulisan memiliki berbagai tujuan yang
berbeda. Dengan keberbedaan tersebut, penulis yang belum berpengalaman ada
baiknya memperhatikan kategori sebagai berikut: memberitahukan atau
mengajar, meyakinkan atau mendesak,
menghibur atau menyenangkan, mengutarakan/ mengekspresikan perasaan dan emosi
yang berapi-api (Tarigan, 1993:23).
Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig
(dalam Tarigan, 1993:24) merangkum tujuan penulisan sebagai berikut; (1) assignment
purpose (tujuan penugasan), yaitu tujuan menulis karena ditugaskan, bukan
karena kamauan sendiri, (2) altrustic purpose (tujuan altrustik), yaitu
tujuan menulis untuk menyenangkan pembaca, menghadirkan kedukaan para pembaca,
ingin menolong para pembaca mamahami, menghargai perasaan penalarannya, ingin
membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya
itu, (3) persuasive purpose (tujuan persuasif) adalah tulisan yang
bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4)
informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) adalah
tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para
pembaca, (5) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), yaitu
tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca, (6) creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini
erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tulisan yang bertujuan mencapai
nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, dan (7) problem solving purpose (tujuan
pemecahan masalah). Dalam tulisan seperti ini, sang penulis ingin memecahkan
masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya
sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Tujuan menulis menurut Suriamiharja (1997:2)
adalah agar tulisan yang ditulis dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang
memunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Dengan
demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi, karena
dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya pengiriman dan penerimaan
pesan.
Untuk dapat menguasai keterampilan menulis, ada
tiga hal yang dilakukan, yaitu adanya niat, bukan niat biasa melainkan niat
yang kuat, banyak belajar dan berlatih, dan terakhir tidak ragu-ragu dan malu
untuk membaca tulisan yang sudah ada (Wiyanto, 2004:8).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan
menulis bertujuan untuk menungkan ide, gagasan dan pengetahuan ke dalam bentuk
tulisan agar dapat dibaca oleh orang lain serta dapat memecahkan masalah yang
tengah dihadapi oleh penulis.
3. Manfaat Menulis
Bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan. Bahasa
lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulis adalah sekunder. Bahasa
tulis dapat menembus waktu dan ruang, tetapi bahasa lisan begitu diucapkan
segera hilang tidak berbekas. Bahasa tulis dapat disimpan lama dalam sampai
waktu yang tidak terbatas. Karena itulah kita dapat memperoleh informasi dari
masa lalu atau dari tempat yang jauh melalui bahasa tulis, tetapi tidak melalui
bahasa lisan (Chaer, 1994:82).
Banyak keuntungan yang didapat dari kegiatan
menulis. Menurut Akhadiah, dkk. (2003:1-2) ada delapan kegunaan menulis sebagai
berikut.
a.
penulis dapat
mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat
mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk
mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan
pengalamannya;
b.
penulis dapat
terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa
bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk
mengembangkan berbagai gagasannya;
c.
penulis dapat
lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan
topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara
teoretis mengenai fakta-fakta yang berhubungan;
d.
penulis dapat
terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta
mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan
permasalahan yang semula masih samar;
e.
penulis akan
dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif;
f.
dengan
menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan
permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang
lebih konkret;
g.
dengan
menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi
penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari
orang lain, dan;
h.
dengan
kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa
secara tertib dan teratur.
Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa manfaat kegiatan menulis adalah dapat mengungkapkan perasaan,
pengalaman diri, dan gagasan terhadap sebuah tulisan dan dapat mengenali diri
sendiri.
B. Kemampuan
Menulis
Slamet (2008:72) mengemukakan kemampuan menulis
yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis
ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan.
Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang
diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang
bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran.
Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah
mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan
andal tanpa banyak latihan menulis.
Sesuai dengan dua pendapat tersebut disimpulkan
kemampuan menulis adalah kemampuan yang bersifat aktif dan produktif untuk
menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan
secara terus-menerus. Kemampuan menulis dalam penelitian ini dibatasi bahwa
siswa dinyatakan mampu menulis jika yang bersangkutan memperoleh nilai sama
dengan atau lebih tinggi daripada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3,00 dalam
skala 4 atau 75 dalam skala 100.
C. Teks Eksplanasi
1. Hakikat Eksplanasi
Eksplanasi berasal dari bahasa asing (Inggris) yang berarti tindakan
menerangkan atau menjelaskan dan keterangan, pernyataan atau fakta yang
menjelaskan (The Contemporary English-Indonesian Dictionary: 651). Teks Eksplanasi (Explanation
Text) adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan
dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian
yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan
interpretasi/penutup. Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang
apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau
penjelasan tentang peristiwa yang terjadi. Sementara itu, bagian interpretasi
berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini
merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada. (Mahsun, 2013:
189)
Restuti (2013:85) mengatakan, teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan
atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial. Restuti juga
menjelaskan struktur teks eksplanasi sebagai berikut.
a.
Pernyataan
umum mengenai fenomena alam maupun fenomena sosial yang akan dibahas.
b.
Penjelasan
berisi argumen lanjutan mengenai fenomena tersebut dan penjelasan mengapa
fenomena tersebut dapat terjadi.
c.
Kesimpulan
mengenai poin-poin yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Teks eksplanasi merupakan teks yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca
terhadap topik tertentu. Dalam teks tersebut dikemukakan pendapat atau argumen
penulis. Dari teks eksplanasi tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan, di
antaranya.
a. Isi teks eksplanasi terkait dengan
kejelasannya. Penjelasan mengenai suatu fenomena atau peristiwa dalam teks
eksplanasi harus dibuat sejelas mungkin.
b. Kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi harus
padu dan mengikuti struktur teks eksplanasi. Struktur teks eksplanasi diawali
dengan pernyataan fenomena atau peristiwa, dilanjutkan dengan penjelasan
mengenai hal tersebut dan diakhiri dengan simpulan.
Gejala alam, gejala sosial, dan gejala budaya dapat dilakukan melalui
kegiatan penelitian ilmiah, dengan cara melukiskan atau menggambarkan data yang
terdapat dalam setiap gejala dari peristiwa atau keadaan yang belum diketahui
oleh manusia (Nawawi, 1998:16).
Teks eksplanasi harus ditulis berdasarkan kaidah teks baku yang mencakup
ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan pendapat.
Tujuan kebahasaan dari teks eksplanasi adalah untuk menerangkan proses-proses
yang terjadi dalam pembentukan atau kegiatan yang terkait dengan
fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya yang
bertujuan menjelaskan.
Struktur Kebahasaan Teks Eksplanasi (Explanation Text) terdiri atas tiga bagian. (1)
Pernyataan Umum. Berisi tentang
penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan
fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam
teks eksplanasi berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana
proses peristiwa alam tersebut bisa terjadi. (2) Deretan Penjelas. Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena
tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf.
Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah
bencana alam yang terjadi. (3) Interpretasi
(Opsional). Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup
yang dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari
pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun
mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks eksplanasi tersebut
(Mahsun, 2013).
2. Penulisan Teks Eksplanasi
Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Ketika
pembelajaran dilaksanakan, kegiatan menulis tidak lepas dari aktivitas siswa
maupun aktivitas guru dalam pembelajaran. Siswa merupakan subjek guru untuk
menyampaikan informasi, dan guru merupakan subjek siswa untuk mendapatkan
informasi yang akan dibelajarkan.
Teks merupakan media siswa untuk menuliskan isi dan manfaat yang ada dalam
teks tersebut, teks eksplanasi merupakan teks yang digunakan pada pembelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII pada kurikulum 2013. Teks eksplanasi adalah teks
yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun
sosial.
Menulis teks eksplanasi merupakan sebuah komponen yang dibelajarakan dalam
suatu kegiatan belajara mengajar. Kegiatan menulis teks eksplanasi ini
merupakan kegiatan dari hasil pengamatan siswa mengenai teks tersebut. Hasil akhir
dari sebuah pembelajaran adalah menulis hasil observasi siswa mengenai teks
eksplanasi, baik isi, struktur, maupun kebahasaan yang terdapat dalam teks
eksplanasi. Untuk menuliskan teks eksplanasi, ada struktur yang dituliskan,
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Penjelasan umum menuliskan tentang fenomena
yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena alam, maupun fenomena
sosial. Dituliskan dan dijelaskan tentang penjelasan umum yang tertera pada
teks yang digunakan.
b. Deretan penjelas dituliskan untuk mengetahui
apa saja yang terjadi pada fenomena alam maupun sosial. Berisi suatu penjelasan
sebab akibat yang ditimbulkan dari bencana alam.
c. Interpretasi (Opsional) merupakan teks penutup
yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Maka, ketika menuliskan interpretasi
atau penutup dari suatu teks tersebut tidak diharuskan. Dalam interpretasi
boleh dituliskaan boleh juga tidak.
D. Pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum
sebelumnya. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu proses
pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses
pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa
kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung tersebut siswa melakukan kegiatan belajar,
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis.
Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung
atau yang disebut dengan instructional effect. Tujuan dalam pembelajaran
kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Pembelajaran tidak langsung adalah
proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan
sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran
tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku
dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di
kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran
Kurikulum 2013 semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di
luar kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk
mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Baik pembelajaran langsung maupun tidak langsung terjadi secara
terintergrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1
dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang
dikaitkan dengan pendekatan scientific, yaitu (1) mengamati, (2)
menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi, dan (5)
mengomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam
berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1 Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran
dengan Kegiatan Belajar
No
|
Langkah
Pembelajaran
|
Kegiatan
Belajar
|
Kompetensi
yang Dikembangkan
|
1.
|
Mengamati
|
Membaca, mendengar, menyimak, melihat
(tanpa atau dengan alat)
|
Melatih kesungguhan, ketelitian,
mencari informasi
|
2.
|
Menanya
|
Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari objek yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang objek yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
|
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin
tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
|
3.
|
Mengumpulkan informasi / eksperimen
|
a.
melakukan eksperimen
b.
membaca sumber lain selain buku teks
c.
mengamati objek/ kejadian/ aktivitas
d.
wawancara dengan narasumber
|
Mengembangkan sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan
kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari,
mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
|
4.
|
Mengasosiasi / mengolah informasi
|
a. mengolah
informasi yang sudah dikum-pulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/
eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengum-pulkan
informasi.
b. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolajan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
|
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, taat peraturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
|
5.
|
Mengomuni-kasikan
|
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media
lainnya.
|
Mengembangkan sikap jujur, teliti,
toleransi, kemampuan berpikir sistematis mengung-kapkan pendapat dengan
singkat dan jelas dan mengembang-kan kemampuan berbahasa dengan baik dan
benar.
|
E. Pendekatan
Pembelajaran Kurikulum 2013
Menurut Mahsun (2013) semua pelajaran Bahasa
Indonesia mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
(SMA) menggunakan pembelajaran berbasis teks. Dengan berbasis teks, siswa
menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi
sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
adalah pembelajaran berbasis teks. Dalam pembelajaran Bahasa berbasis teks,
Bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan
sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri
penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks dimaknai sebagai satuan
bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran yang wajib diajarkan di seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran
pada semua jenjang pendidikan adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan
pembelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Pembelajaran
Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 disusun dengan berbasis teks, baik lisan
maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan
semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan
bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan
makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak
pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan
itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunaannya, dan (4) bahasa
merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud, 2013).
Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap
teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu,
dalam struktur teks tercermin struktur berpikir.
F. Metode
ATM-GOLD
Metode pembelajaran pada Kurikulum
2013 berbeda dengan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Pada Kurikulum
2013, metode pembelajaran diatur dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, agar
menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dapat menggunakan
beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran
merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak,
pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning,
problem-based learning, inquiry learning. Proses pembelajaran dengan
pendekatan saintifik terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yang dikaitkan dengan yaitu: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Metode ATM-GOLD dalam pembelajaran menulis teks
eksplanasi sesuai dengan pendekatan saintifik. Akronim tersebut dijabarkan ke
dalam sintak pembelajaran sebagai berikut.
a. A – Amati. Siswa membaca teks model
atau mengamati video. Kegiatan dilanjutkan dengan menanya dan mengumpulkan
informasi.
b. T – Tiru. Siswa berusaha meniru model
teks eksplanasi yang telah dibaca.
c. M – Modifikasi. Siswa meniru dan
memodifikasi model teks eksplanasi ditinjau dari struktur dan fitur kebahasaan.
d. G – Gagas Ulang. Kegiatan meniru dan
memodifikasi bersamaan dengan kegiatan menggagas ulang teks yang ditulis.
e. O – Orientasi. Siswa menyesuikan
struktur tes yang ditulis.
f. L – Laporkan. Siswa melaporkan secara
tertulis atau membacakan teks eksplanasi yang telah ditulis.
g. D – Diskusikan. Siswa lain
mendiskusikan dan menanggapi teks eksplanasi yang telah dilaporkan.
G. Media
Pembelajaran
1. Pengertian
Media Pembelajaran
Munadi (2012: 15), mengemukakan media dapat
diartikan sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi
proses belajar. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana
penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi dari
pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau
fasilitator atau sumber lain ke dalam
media komunikasi. Kesenadaan dengan hal tersebut media dapat merangsang peserta
didik untuk belajar.
Media pembelajaran dimaknai Hamdani (2011:244)
sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada
diri sendiri. Dalam bahasa Arab, media adalah “perantara” atau “pengantar
pesan” dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam pengertian ini, guru, buku
teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media dalam proses belajar
mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal (Kustandi dan Sutjipto, 2011:8).
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan
sempurna (Kustandi dan Sutjipto, 2011:9). Kata media berasal dari bahasa latin,
yang bentuk tunggalnya adalah „medium‟ (Daryanto, 2012:4).
Menurut Arsyad (2009:3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta
didik untuk belajar (Arsyad, 2009:4).
Sehubungan dengan pendapat di atas. Kustandi dan
Sutjipto (2013:8) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses
belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan,
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
Selaras pendapat tersebut, Arsyad (2009:2) menyatakan bahwa media pembelajaran
meliputi: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses
belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, (3)
seluk beluk proses belajar, (4) hubungan antara metode mengajar dan media
pendidikan, (5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, (6)
pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagai jenis alat dan teknik
media pendidikan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan media
pembelajaran adalah alat atau sarana yang mengandung materi guna menyalurkan
pesan untuk memperjelas makna yang disampaikan, serta memberikan rangsangan
bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Karakteristik
Media Pembelajaran
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a.
Memiliki
lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan
visual.
b.
Bersifat
interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon
pengguna.
c.
Bersifat
mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa
sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Sehubungan dengan karakteristik di atas, Daryanto
(2012:55) sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan
multimedia pembelajaran harus memerhatikan karakteristik komponen lain,
seperti: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran.
Selain memenuhi karakteristik-karakteristik
tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya juga memenuhi fungsi sebagai
berikut.
a.
Mampu
memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
b.
Mampu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol
c.
laju
kecepatan belajarnya sendiri.
d.
Memerhatikan
bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan.
e.
Mampu
memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon,
baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, maupun percobaan.
3. Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (2013:2-3) media pengajaran
dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media
pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran. Menurut Hamalik dalam Arsyad (2013:19) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Fungsi Media Pembelajaran sebagai sumber belajar
secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Fungsi
media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utamanya. Mudhoffir
dalam Munadi (2008: 37) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya
merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan,
alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Pemahaman di atas sejalan dengan pernyataan Edgar Dale
& Ahmad dalam Munadi (2008: 37) bahwa sumber belajar adalah
pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan
yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan
peristiwa belajar.
Fungsi media pembelajaran secara semantis, fungsi
semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol
verba) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami peserta didik (Munadi
2008: 30). Fungsi manipulatif berdasarkan karakteristik umum, media memiliki
dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi
keterbatasan inderawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
batas-batas ruang dan waktu, yaitu:
a.
kemampuan
mengatasi media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam
bentuk aslinya.
b.
kemampuan
media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi
singkat.
c.
kemampuan
media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia, yaitu:
a.
membantu siswa
dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil.
b.
membantu siswa
dalam memahami objek yang yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.
c.
membantu siswa
dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.
d.
membantu siswa
dalam memahami objek yang terlalu kompleks (Munadi, 2008: 41-43).
Fungsi psikologis media pembelajaran dapat
meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Media pembelajaran yang
tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan
memfokuskan perhatian siswa . Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu
sambil membuang rangsangan yang lainnya disebut dengan perhatian selektif
(Rahkmat dalam Munadi 2008: 43-44).
Fungsi afektif yakni fungsi yang menggugah
perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu.
Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan
kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai,
dan perangkat emosi atau kecenderungan-kecenderungan batin (Arsyad 2009: 44).
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai
alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan manfaat penggunaan
media (Arsyad 2009:29-30), antara lain:
a.
media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
b.
media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya,
c.
Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,
d.
media
pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang
peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa media berfungsi untuk tujuan pembelajaran, di mana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa. Penggunaan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai
hambatan dan keterbatasan yang muncul. Hambatan dan keterbatasan yang muncul
baik dari siswa, guru atau lingkungan dalam proses belajar mengajar. Hal
tersebut karena media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian dan motivasi,
memberikan pengalaman nyata serta membantu menumbuhkan pemahaman.
4. Jenis-Jenis
Media Pembelajaran
Terdapat
berbagai jenis media belajar, diantaranya:
a.
Media Visual
: grafik, diagram, chart, bagan,
kartun, komik
b.
Media Audial
: radio, tape recorder, laboratorium
bahasa, dan sejenisnya
c.
Projected still media : slide;
over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
d.
Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer
dan sejenisnya.
H. YouTube sebagai Media Pembelajaran
1. Hakikat YouTube
YouTube adalah sebuah situs website media sharing video online
terbesar dan paling populer di dunia internet. Saat ini pengguna youtube tersebar di seluruh dunia dari
berbagai kalangan usia, dari tingkat anak-anak sampai dewasa. Para pengguna youtube dapat mengupload video, search video, menonton video, diskusi/tanya
jawab tentang video dan sekaligus berbagi klip video secara gratis. Setiap hari
ada jutaan orang yang mengakses youtube sehingga tidak salah jika Youtube
sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tujuan
memanfaatkan youtube sebagai media pembelajaran adalah untuk menciptakan
kondisi dan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan interaktif
(Sukani, 2012).
Video pembelajaran di youtube dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran interaktif di kelas, baik untuk siswa maupun guru itu sendiri
melalui presentasi secara online
maupun offline. Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran dapat
digunakan setiap saat tanpa dibatasi olah ruang dan waktu dengan syarat
komputer atau media presentasi terhubung dengan internet.
2. Kelebihan
YouTube sebagai Media Pembelajaran
Menurut Sukani (2012), YouTube sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan sebagai
berikut.
a.
Potensial yaitu youtube merupakan situs yang paling
poluper di dunia internet saat ini yang mampu memberikan edit value terhadap education/pendidikan.
b.
Praktis yaitu youtube mudah digunakan dan dapat
diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan guru.
c.
Informatif yaitu youtube memberikan informasi tentang
perkembangan ilmu pendidikan, teknologi, kebudayaan, dll
d.
Interaktif yaitu youtube memfasilitasi kita untuk
berdiskusi ataupun melakukan tanya jawab bahkan mereview sebuah video
pembelajaran.
e.
Sheareable yaitu youtube memiliki
fasilitas link HTML, Embed kode video
pembelajaran yang dapat di sheare di jejaring sosial seperti facebook, twitter
dan juga blog/website.
f.
Ekonomis yaitu youtube gratis untuk semua kalangan.
3. Kekurangan YouTube
sebagai Media Pembelajaran
Selain kelebihan, Youtube juga memiliki lima kekurangan sebagai berikut.
a.
Dapat dipakai untuk mencari video porno.
b.
Video-video kekerasan.
c.
Video yang dapat merubah reputasi seseorang.
d.
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau
kebudayaan suatu negara.
e.
Berkonotasi negatif terhadap nama seseorang.
Untuk
mengatasi dampak negatif tersebut, dalam penelitian ini semua video YouTube
diunduh terlebih dahulu. Video tersebut diputar secara offline di hadapan siswa. Dengan demikian pada saat kegiatan
pembelajaran, guru tidak usah mencari video yang diinginkan dan waktu penyajian
cepat.
I. Sikap Religius
dan Sikap Sosial
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk, sehingga menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan
(Kemendikbud, 2013).
Pendidikan nasional sebagaimana dikembangkan dalam
Kurikulum 2013 terdapat sikap religius dan sikap sosial. Kompetensi sikap yang
dimaksud adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Dalam subbab ini dibahas mengenai
hakikat sikap religius dan sikap sosial.
1. Sikap Religius
Sikap religius diartikan sebagai sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain (Kemendikbud, 2010:9). Bentuk sikap religius juga berhubungan dengan sikap
sosial. Dalam hal ini toleransi dan hidup rukun terkait dengan sikap sosial yang
harus dimiliki individu.
Sementara itu, Handoyo dan Tijan (2010:7),
berpendapat bahwa sikap religius adalah sikap yang mencerminkan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat
ditunjukkan melalui penemuhan kewajiban terhadap agama. Setiap individu wajib
melaksanakan kewajiban terhadap agamanya masing-masing dengan sungguh-sungguh.
Pendapat senada disampaikan oleh Aqib dan Sujak (2012:7) bahwa religius adalah pikiran, perkataan, dan
tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai ketuhanan
dan/atau ajaran agamanya.
Sesuai dengan dua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa sikap religius merupakan sikap yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang diwujudkan dalam pemikiran, perkataan, tindakan yang sesuai
sehingga memiliki dampak positif untuk diri sendiri maupun orang lain. Apabila
seseorang memiliki sikap yang baik terkait dengan Tuhan, seluruh kehidupannya
pun akan menjadi baik. Oleh karena itu, peserta didik harus dikembangkan
karakternya agar benar-benar berkeyakinan, bersikap, berkata, berperilaku
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Kurikulum 2013 dirasa tepat untuk menanamkan sikap
religius peserta didik. Secara eksplisit, penanaman sikap religius tertuang
dalam kompetensi inti yang berbunyi: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
Kompetensi inti tersebut kemudian dijabarkan dalam
beberapa kompetensi dasar. Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, kompetensi
dasar yang dijabarkan dari komptensi inti sikap religius, yakni 1.1) Menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa
untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya,
1.2) Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah
Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis, dan 1.3)
Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis (Kemendikbud
2013).
Dalam pembelajaran, sikap religius dapat diamati
selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kemendikbud dalam Pedoman Teknik Penilaian Sikap Kurikulum
2013, deskripsi indikator sikap religius, yaitu 1) berdoa sebelum dan
sesudah menjalankan setiap perbuatan, 2) menjalankan ibadah sesuai dengan
ajaran agama yang dianutnya, 3) memberi salam pada saat awal dan akhir
pembelajaran, 4) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan
karunia-Nya, 5) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan atau prestasi
yang dicapai dalam pembelajaran, 6) menerima semua pemberian dan keputusan
Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas, 7) berusaha semaksimal mungkin untuk meraih
hasil atau prestasi yang diharapkan (ikhtiar), 8) berserah diri (tawakal)
kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai melakukan usaha maksimal (ikhtiar),
dan 9) menghormati orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Sikap Sosial
Sikap sosial merupakan sikap yang berhubungan
dengan diri sendiri dan orang lain. Ada banyak sikap sosial yang ada pada masyarakat. Pada subbab ini
sikap sosial yang dibahas meliputi jujur dan kreatif. Sikap sosial ini disesuaikan dengan
kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai, yakni
kompetensi dasar yang harus dicapai, yakni kompetensi dasar 2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam
memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linear. Perubahan perilaku tersebut terlihat setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan metode ATM-GOLD.
a. Jujur
Dalam bahasa Arab, kata jujur semakna
dengan “as-sidqu” atau “siddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar.
Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kazibu”. Secara
istilah, jujur atau as-sidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan
hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.
Dalam
penelitian ini sikap jujur diobservasi berdasarkan lima indikator. (1) Tidak menyontek dalam mengerjakan
ujian/ulangan, (2) Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas, (3) Mengemukakan
perasaan terhadap sesuatu apa adanya, (4) Melaporkan data atau informasi apa
adanya, dan (5) Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
b. Kreatif
Menurut KBBI, kreatif berarti 1) memiliki daya
cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2) bersifat (mengandung) daya
cipta. Kreatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses
timbulnya ide baru.
Menurut Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah
modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain,
terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.
Munandar (2011: 29), memberikan batasan sebagai berikut, kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.
Dalam hal ini, Munandar mengartikan bahwa kreativitas sesungguhnya tidak perlu
menciptakan hal-hal yang baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari
hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan data,
informasi, atau unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada atau sudah dikenal
sebelumnya, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya
termasuk segala pengetahuan yang pernah diperolehnya. Oleh karena itu, semua
pengalaman memungkinkan seseorang mencipta, yaitu dengan menggabung-gabungkan
(mengkombinasikan) unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang baru.
Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir
divergen) adalah kemampuan berkreasi berdasarkan data atau informasi yang
tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah,
dimana penekanannya adalah pada
kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.
Jawaban-jawaban yang diberikan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan
memperhatikan kualitas dan mutu dari jawaban tersebut. Berpikir kreatif dalam
menjawab segala masalah adalah dengan menunjukkan kelancaran berpikir (dapat
memberikan banyak jawaban), menunjukkan keluwesan dalam berpikir
(fleksibilitas), memberikan jawaban yang bervariasi, dan melihat suatu masalah
dari berbagai sudut tinjauan. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan
sebagai “kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan
orisinalias dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Berdasarkan Teknik
Pedoman Penilaian Sikap Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud, beberapa
deskripsi indikator sikap kreatif disebutkan antara lain 1) menyusun gagasan
baru; 2) menciptakan karya baru; dan 3) mampu memecahkan masalah. Dalam
penelitian ini, kreatif yang diobservasi ada lima. (1) Banyak bertanya, (2) Dapat bekerja lebih cepat dari siswa lain, (3)
Mempunyai tanggapan beragam dari satu objek, (4) Memiliki ide yang baru, dan
(5) Menemukan cara baru untuk membuat kerangka karangan.
J. Penelitian
yang Relevan
Penelitian
tentang metode ATM-GOLD belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun,
sebagian metode tersebut pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Pertama, Groho (2009) dalam penelitian
berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis
Puisi dengan Teknik 3M (Mengamati, Meniru, dan Menambahi) Pada Siswa Kelas VIII
A SMP Islam Ungaran Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian diketahui
bahwa keterampilan menulis puisi dengan teknik 3M, siklus I dan siklus II
menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas. Keterampilan menulis puisi siswa
pada siklus II meningkat sebesar 20,08% dari siklus I. Rata-rata skor kelas tes
pada siklus I mencapai 66,58, sedangkan rata-rata skor kelas tes pada siklus II
mencapai 79,95 dan sudah memenuhi target penilaian yang ditentukan karena
termasuk dalam kategori baik. Perubahan perilaku diperoleh dari hasil nontes
yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Peningkatan
pada siklus II sebesar 43,3% dari siklus I. Rata- rata skor dari hasil
observasi pada siklus I mencapai 60, sedangkan rata-rata skor pada siklus II
mencapai 86. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku siswa berubah ke arah yang
lebih positif. Hasil tersebut membuktikan bahwa peningkatan keterampilan
menulis puisi sangat dipengaruhi oleh perilaku siswa.
Kedua, Pasetyanti (2013) dalam penelitian berjudul Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Modifikasi Permainan
Bola Berekor Pada Siswa Kelas V SDN 2 Wadas Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2012/2013. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pretest menunjukkan bahwa
hanya 16% siswa mampu melakukan tolak peluru dengan benar. Dengan menggunakan
metode latihan bertahap, hasil siklus I menunjukkan bahwa 67% siswa mencapai
ketuntasan belajar, dengan siswa merespon positif pembelajaran melalui angket
sebesar 75,58%. Hasil siklus II menunjukkan bahwa 92% siswa mencapai ketuntasan
belajar, dengan siswa merespon positif pembelajaran melalui angket sebesar
88,83%. Karena persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa melampaui
80%, penelitian tindakan kelas ini telah mencapai indikator keberhasilan.
Simpulan penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui modifikasi permainan
bola berekor dapat meningkatkan keterampilan tolak peluru siswa kelas V SDN 2
Wadas tahun pelajaran 2012/2013.
Ketiga, Sahrini (2014) dalam penelitian berjudul Teknik Meniru Model Klompen untuk Meningkatkan Kompetensi Kaligrafi
Dacem pada Siswa Tunagrahita Kelas V SDLB. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara
kumulatif skor terjadi peningkatan total skor dari 179 dan nilai rata – rata
60,7 pada siklus I menjadi dan nilai rata – rata 76 pada siklus II, pada akhir
kegiatan penelitian secara keseluruhan, Kompetensi Kaligrafi Dacem Melalui
Teknik Meniru Model Klompen pada siklus II cukup tinggi dibandingkan Kompetensi
Kaligrafi Dacem Melalui Teknik Meniru Model Klompen pada siklus I, sebab empat
siswa (80%) mampu mengapersepsi materi di atas 70%, sehingga, dari batas keberhasilan kelas 70%, hasil
tersebut sudah terpenuhi karena rata-rata kelas mencapai 76%.
Sesuai
dengan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa metode Mengamati, Meniru, dan Menambahi dapat meningkatkan keterampilan
menulis puisi. Kedua, pembelajaran
melalui modifikasi permainan bola berekor dapat meningkatkan keterampilan tolak
peluru siswa kelas V SDN 2 Wadas tahun pelajaran 2012/2013, dan teknik meniru
dapat meningkatkan Kompetensi Kaligrafi
Dacem pada siswa SDLB.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumya. Perbedaan
penelitian terelatak pada: (1) metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode ATM-GOLD (Amati, Tiru,
Modifikasi, Gagas ulang, Orientasikan kembali, Laporkan, dan Diskusikan). (2) Subjek yang diteliti
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati. (3) Waktu penelitian adalah
semester genap tahun 2014/2015, dan (4) Kompetensi dasar yang diteliti adalah
menulis teks eksplanasi. Adapun inovasi
yang dilakukan pada penelitian ini adalah digunakan media YouTube dalam pembelajaran.
K. Kerangka
berpikir
Pada kondisi awal, guru menggunakan
pendekatan saintifik nonvariasi, yakni peserta didik membaca, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Namun, peserta didik
kesulitan untuk melakukan kegiatan menanya, menumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Dengan metode ATM-GOLD, diharapkan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan
menulis teks eksplanasi akan meningkat. Diagram kerangka berpikir disajikan
pada gambar 1.
.
Gambar 1 Model Kerangka
Berpikir
K. Hipotesis
Tindakan
Sesuai dengan
kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, hipotesis
tindakan yang diajukan pada penelitian ini ada tiga.
1. Metode ATM-GOLD dengan
media youtube dapat meningkatkan
sikap spriritual pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati
tahun pelajaran 2014/2015.
2. Metode ATM-GOLD dengan media
youtube dapat meningkatkan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1
Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.
3. Metode ATM-GOLD dengan
media youtube dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa
kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini
adalah siswa dan guru. Yang dimaksud siswa adalah
semua siswa kelas VII-A SMP Negeri Batangan Kabupaten Pati. Seluruh siswa kelas
VII-A berjumlah 26 orang, terdiri atas 14 orang laki-laki dan 12 orang
perempuan. Guru yang berperan sebagai peneliti adalah Bambang Sukamto, S. Pd.,
M. Pd., guru kelas VII-A, VII-b, dan kelas IX-D, E, dan F. Selama penelitian dibantu
oleh kolaborator yakni Ibu Magdalena Dwi Ismawati, S. Pd., selaku guru Bahasa
Indonesia kelas VIII-A, B, C dan kelas IX-A, B, dan C.
Alasan siswa kelas VII-A dipilih sebagai subjek penelitian ada tiga.
Pertama, rata-rata kemampuan menulis
teks eksplanasi siswa kelas VII-A sebesar 2,87, lebih kecil daripada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 3,00. Kedua, jumlah siswa yang belum tuntas
adalah 12 orang dari 26 orang (46,15%). Ketiga,
peneliti sebagai guru bahasa Indonesia kelas VII-A. Keempat, kompetensi dasar menulis teks eksplanasi terdapat pada semester
genap ahun pelajaran 2014/2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian
dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati. SMP ini
beralamat di Jalan Raya Batangan – Jaken Km. 1,5 Batangan Kabupaten Pati, Kode
Pos 59186. Di sekolah ini terdapat tiga tingkat kelas, yakni kelas VII, VIII,
dan kelas IX. Setiap tingkat terdapat enam kelas paralel. Dengan demikian
terdapat 18 rombongan belajar di SMP Negeri 1 Batangan.
3. Waktu Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, yaitu bulan Januari s.d. Juni 2015. Penelitian
dilaksanakan pada semester genap karena materi menulis teks esplanasi terdapat
pada semester genap. Adapun kompetensi dasar (KD) adalah KD 4.2 “Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai
dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”.
Jadwal penelitian tindpakan kelas ini disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Jadwal Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Waktu
|
||
1
|
Kondisi Awal
|
2 s.d.
24 Januari 2015
|
||
2
|
Siklus I
|
Pertemuan ke-1
Selasa,
27
Januari 2015
|
Pertemuan ke-2
Rabu,
28
Januari 2015
|
Pertemuan 3
Sabtu,
31
Januari 2015
|
3
|
Siklus II
|
Pertemuan ke-1
Rabu,
4
Februari 2015
|
Pertemuan ke-2
Sabtu,
7 Februari 2015
|
Pertemuan 3
Selasa,
10
Februari 2015
|
4
|
Siklus III
|
Pertemuan ke-1
Selasa,
17 Februari
2015
|
Pertemuan ke-2
Rabu,
18 Februari
2015
|
Pertemuan 3
Sabtu,
21 Februari
2015
|
5
|
Revisi Laporan
|
31 Maret s.d. 30 Juni 2015
|
B. Prosedur Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dalam tiga siklus. Dalam pelaksanaannya, masing-masing
siklus mengikuti tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Aqib
(2008) dan Wiriaatmadja (2008), keempat hal tersebut adalah: perencanaan,
aksi/tindakan, observasi dan refleksi atau. Model prosedur penelitian yang
digunakan adalah model spiral Kemmis dan Taggart. Secara singkat, prosedur
penelitian dijelaskan pada gambar 2.
|
|
|
|
||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||
|
Gambar 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum
pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, dilakukan kegiatan observasi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan menulis teks
eksplanasi oleh siswa kelas VII-A. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata kemampuan
siswa dalam menulis teks eksplanasi, yaitu 2,87 masih berada di bwah KKM yang
ditetapkan 3,00. Hasil tersebut dijadikan pedoman untuk pemberian tindakan pada
siklus I, II, III.
1. Prosedur Penelitian Siklus
I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
(Arikunto, 2009:17). Pada tahap
perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah
awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa
Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan
program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang
dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan
melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian; (4)
menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan
dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas. Setiap pertemuan
terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan Pertama Siklus I
1) Kegiatan
Pendahuluan (8 menit)
Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan
yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Pada
kegiatan inti, aktivitas belajar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)
Untuk membangun konteks
pembelajaran, siswa mengamati sebuah
gambar peristiwa alam (buku siswa hlm. 113).
b)
Siswa menanya hal-hal yang berhubungan dengan konteks pembelajaran.
c)
Siswa lain menjawab pertanyaan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan gambar yang dilihat.
d)
Siswa mengambil kertas undian
yang berisi istilah kebahasaan. Lalu, masing-masing siswa menyebutkan kata yang
sama, bersatu membentuk kelompok kecil dan menamakan kelompoknya sesuai istilah
yang dipilihnya.
e)
Siswa secara berkelompok
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang disimaknya.
f)
Pada kegiatan menalar /
mengasosiasi, siswa menemukan dan menguraikan teks ekplanasi yang lain
berdasarkan bentuk/struktur (pernyataan
umum, deretan penjelas, interpretasi/ penutup) untuk mempertajam pemahaman
tentang teks eksplanasi
g)
Pada tahap mengomunikasikan, satu
perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya.
h)
Kelompok lain menanggapi dengan
responsif dan santun.
3) Kegiatan
Penutup (12 menit)
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua Siklus I
1)
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kegiatan yang dilaksanakan pada
pendahuluan pertemuan kedua ada empat hal.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)
Kegiatan Inti (60 menit)
a)
Pada tahap mengamati, siswa membaca teks eksplanasi (pemodelan) untuk memahami
struktur/bentuk teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
serta unsur kebahasaan atau ciri-ciri bahasa (kalimat kompleks, konjungsi waktu
dan sebab, kata kerja aksi, pilihan kata, dll).
b)
Siswa menanya tentang cara
menyusun teks eksplanasi.
c)
Menanya tentang cara mengidentifikasi
kekurangan teks eksplanasi yang disusun berdasarkan bentuk/struktur teks
eksplanasi.
d)
Menanya tentang cara menelaah
dan merevisi teks berdasarkan struktur teks dan penggunaan bahasa.
e)
Pada tahap memodifikasi dan menggagas
ulang, siswa mendiskusikan kembali bentuk/struktur teks eksplanasi
(pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) berdasarkan teks
model
f)
Bertanya jawab tentang
bentuk/struktur teks eksplanasi dari hasil membaca teks eksplanasi yang lain
untuk mempertajam pemahaman
g)
Pada tahap orientasikan kembali, siswa mengurutkan kembali teks ekspplanasi
(teks model) berdasarkan bentuk/struktur teks (pernyataan umum, deretan
penjelas, interpretasi/penutup) untuk mempertajam pemahaman tentang teks
eksplanasi.
h)
Menemukan dan menguraikan teks
ekplanasi yang lain berdasarkan bentuk/struktur teks eksposisi (pernyataan
umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) untuk mempertajam pemahaman
tentang teks eksplanasi
i)
Pada tahap laporkan dan diskusikan,
siswa menyampaikan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan.
j)
Menanggapi saran kelompok lain
untuk perbaikan tulisan.
3) Kegiatan
Penutup (12 menit)
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga Siklus I
1)
Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Pada kegiatan pendahuluan,
langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)
Kegiatan Inti (60 menit)
Langkah-langkah
pada kegiatan ini pertemuan ketiga ini merupakan perpaduan antara pembelajaran
saintifik dengan metode ATM-GLOD.
c)
Siswa menanya tentang cara menyusun teks eksplanasi
d)
Melakukan kegiatan pengumpulan
bahan/data untuk penyusunan teks eksplanasi
e)
Pada tahap meniru dan memodifikasi,
siswa berdiskusi tentang unsur kebahasaan (kalimat majemuk, pilihan kata,
konjungsi, dll) yang akan digunakan dalam menyusun teks eksplanasi
f)
Siswa berdiskusi tentang
kerangka penulisan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/struktur teks
g)
Mengidentifikasi hal-hal
penting yang akan dituliskan dalam teks eksplanasi berdasarkan data/ informasi
yang diperoleh (misalnya kalimat untuk pernyataan umum, deretan penjelas, dan
penutup)
h)
Menyusun teks eksplanasi
berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk
teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
i)
Pada tahap laporkan dan diskusikan,
siswa menyampaikan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
j)
Menanggapi saran kelompok lain
untuk perbaikan tulisan.
3)
Kegiatan Penutup (10 menit)
Pada kegiatan penutup, kegiatan pembelajaran
yang dilakukan sebagai berikut.
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap aktivitas selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus I bertujuan untuk melihat peningkatan
sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi selama pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kelebihan metode ATM-GLOG
yang diterapkan dalam menulis teks eksplanasi.
Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui
beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi,
(2) observasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial siswa selama
pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa yang positif
maupun sikap siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3) jurnal diberikan
untuk mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi foto yang
digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa
Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan
aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis
teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3) Mengumpulkan
data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan
dan hasil menulis pada siklus 1. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes,
jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis
ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan dalam proses
pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran. Setelah
dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan peneliti melakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)
mengevaluasi proses dan hasil belajar
pada siklus I;
2)
mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan
efek tindakan pada siklus I;
3)
membuat daftar permasalah yang
terjadi pada siklus I; dan
4) merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pada siklus II
dengan mengacu pada hasil siklus I.
2. Prosedur Penelitian Siklus II
Proses tindakan pada siklus II masih
terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
(Arikunto, 2009:17). Pada tahap
perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah
awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa
Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan
program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang
dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan
melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian;
(4) menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan
dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas atau di
laboratorium komputer. Setiap pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan Pertama Siklus II
1) Kegiatan
Pendahuluan (8 menit)
Pada kegiatan pendahuluan, ada empat
tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Aktivitas
belajar pada kegiatan inti adalah sebagai berikut.
a)
Pada tahap amati, siswa membaca kembali teks eksplanasi (teks model) dari LK.
b)
Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur
teks serta ciri-ciri bahasa.
c)
Pada tahap menggagas ulang, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks
eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.
d)
Mengidentifikasi unsur
kebahasaan /ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
e)
Pada tahap menggagas ulang, mengidentifikasi
data/informasi yang telah diperoleh sebagai bahan penyusunan teks eksplanasi.
f)
Menganalisis struktur teks
(pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/ penutup).
g)
Mengidentifikas gagasan utama
teks.
h)
Tahap melaporkan dan
mendiskusikan, siswa menyampaikan teks eksplanasi secara lisan.
3) Kegiatan
Penutup (12 menit)
Pada tahap penutup, beberapa kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua Siklus II
1) Kegiatan
Pendahuluan (8 menit)
Rangkaian kegiatan pendahuluan
pertemuan kedua ada empat hal.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Kegiatan inti merupakan implementasi
dari metode ATM-GOLD. Rangkaian kejadian dapat diuraikan sebagai berikut.
a)
Pada tahap amati, siswa membaca teks eksplanasi (teks model) dari LK.
b)
Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/
struktur teks serta
ciri-ciri bahasa.
c)
Pada tahap meniru, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks
eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.mengidentifikasi unsur
kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
d)
Pada tahap memodifikasi, siswa menulis
teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan
bentuk/struktur teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
serta penggunaan bahasa (pilihan kalimat, ejaan, dan tanda baca).
e)
Pada tahap gagas ulang dan orientasikan
kembali, siswa menelaah kembali teks eksplanasi yang telah ditulis dari aspek
struktur dan bahasa.
f)
Merevisi teks eksplanasi yang berdasarkan
hasil telaah untuk penyempurnaan teks.
g)
Pada tahap laporkan, siswa menyampaikan teks eksplanasi secara lisan.
h)
Tahap diskusikan, siswa menanggapi tulisan temannya.
3) Kegiatan
Penutup (10 menit)
a)
Guru menyimpulkan pembelajaran.
b)
Guru mengidentifikasi
hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)
Guru memberikan umpan balik dan
penguatan.
d)
Guru menyampaikan informasi
mengenai rencana pembelajaran yang akan datang.
Pertemuan Ketiga Siklus II
1) Kegiatan
Pendahuluan (8 menit)
Langkah-langkah
yang dilaksanakan pada kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Langkah-langkah pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini merupakan
perpaduan antara pembelajaran saintifik dengan metode ATM-GLOD.
a)
Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/ZQcVGoAoR9U?t=54
b)
Siswa mengamati tayangan video
dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/HtooheBFTwI?t=33
c)
Siswa menanya tentang cara
menyusun teks eksplanasi.
d)
Melakukan kegiatan pengumpulan
bahan/data untuk penyusunan teks eksplanasi
e)
Pada tahap tiru dan modifikasi,
siswa berdiskusi tentang kerangka penulisan teks eksplanasi berdasarkan
bentuk/struktur teks
f)
Pada tahap gagas ulang dan orientasikan,
siswa mengidentifikasi hal-hal penting yang akan dituliskan dalam teks
eksplanasi berdasarkan data/ informasi yang diperoleh (mis: kalimat untuk
pernyataan umum, deretan penjelas, dan penutup)
g)
Menyusun teks eksplanasi
berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk
teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
h)
Siswa melaporkan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
i)
Siswa mendiskusikan dan menanggapi saran kelompok lain untuk perbaikan
tulisan.
3) Kegiatan
Penutup (10 menit)
Pada kegiatan penutup, pelaksanaan
model ATM-GLOD yang dilakukan sebagai berikut.
a)
Guru menyimpulkan pembelajaran.
b)
Guru melakukan refleksi pembelajaran
hari itu.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi tentang
rencana pembelajaran yang akan datang.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap aktivitas
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus II dilihat
berdasarkan peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi dan sikap religius
dan sikap sosial siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan untuk
mengumpulkan data mengenai kelebihan metode ATM-GLOG yang diterapkan dalam
menulis teks eksplanasi.
Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui
beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks
eksplanasi, (2) observasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial
siswa selama pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa
yang positif maupun sikap siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3)
jurnal diberikan untuk mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi
foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa
Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan
aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis
teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3)
Mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan
dan hasil menulis pada siklus II. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes,
jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis
ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan dalam proses
pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran. Setelah
dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan peneliti melakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)
mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus II;
2)
mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus II;
3)
membuat daftar permasalah yang terjadi pada siklus II; dan
4)
merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pada siklus III
dengan mengacu pada hasil siklus II.
3. Prosedur Penelitian Siklus III
Proses tindakan pada siklus III
terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan
(Arikunto, 2009:17). Pada tahap
perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah
awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa
Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan
program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang
dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan
melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian;
(4) menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan
dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas atau di
laboratorium komputer. Setiap pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan pertema Siklus III
1) Kegiatan
Pendahuluan (8 menit)
Pada kegiatan pendahuluan, ada empat
tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Pada kegiatan inti, aktivitas belajar
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)
Membaca kembali teks eksplanasi
(teks model). Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, 152-153.
b)
Menanya tentang memahami teks
eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur teks serta ciri-ciri bahasa.
c)
Mencari informasi dari berbagai
sumber tentang teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.
d)
Menjawab pertanyaan sesuai
dengan isi Lembar Kegiatan (LK).
e)
Menyampaikan hasil diskusi di
depan teman-temannya.
f)
Menanggapi saran dari teman/guru.
3) Kegiatan
Penutup (12 menit)
Pada tahap penutup, beberapa kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
c)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua Siklus III
1) Kegiatan
Pendahuluan (10 menit)
Pada kegiatan pendahuluan, ada empat
tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Pada kegiatan inti, aktivitas belajar
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)
Siswa mengamati dengan cara membaca kembali teks (teks model) dari LK.
b)
Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/
struktur teks serta ciri-ciri bahasa.
c)
Pada tahapan tiru dan modifikasi, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang
teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa).
d)
Siswa mengidentifikasi unsur
kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
e)
Siswa menggagas ulang dan mengorientasikan
kembali dengan cara mengidentifikasi data/informasi yang telah diperoleh
sebagai bahan penyusunan teks eksplanasi.
f)
Menyusun teks eksplanasi berdasarkan
data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan bentuk/struktur teks
(pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) serta penggunaan
bahasa (pilihan kalimat, ejaan, dan tanda baca).
g)
Menelaah kembali teks
eksplanasi yang telah ditulis dari aspek struktur dan bahasa.
h)
Merevisi teks eksplanasi yang
berdasarkan hasil telah untuk penyempurnaan teks.
i)
Siswa melaporkan teks eksplanasi secara lisan.
j)
Siswa mendiskusikan dan menanggapi saran dari teman/guru untuk perbaikan tulisan.
3) Kegiatan
Penutup (12 menit)
Pada tahap penutup, beberapa kegiatan
yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga Siklus III
1) Kegiatan
Pendahuluan (10 menit)
Rangkaian kegiatan pendahuluan
pertemuan kedua ada empat hal.
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
berdoa.
b) Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c) Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah
kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2) Kegiatan Inti
(60 menit)
Kegiatan inti merupakan implementasi
dari metode ATM-GOLD. Rangkaian kejadian dapat diuraikan sebagai berikut.
a)
Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/OTYLicOtgGg?t=24
b)
Siswa mengamati tayangan video
dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/aiASgjL8RuE?t=9
c)
Siswa menanya tentang cara
menyusun teks eksplanasi
d)
Pada tahap tiru dan modifikasi,
siswa melakukan kegiatan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan teks
eksplanasi
e)
Berdiskusi tentang unsur
kebahasaan (kalimat majemuk, pilihan kata, dan konjungsi) yang akan digunakan
dalam menyusun teks eksplanasi
f)
Berdiskusi tentang kerangka
penulisan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/struktur teks
g)
Pada tahap gagas ulang dan orientasikan
kembali, siswa kembali mengidentifikasi hal-hal penting yang akan dituliskan
dalam teks eksplanasi berdasarkan data/ informasi yang diperoleh (mis: kalimat
untuk pernyataan umum, deretan penjelas, dan penutup)
h)
Siswa menulis teks eksplanasi
berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk
teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
i)
Siswa melaporkan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
j)
Siswa mendiskusikan kembali dan menanggapi saran kelompok lain untuk
perbaikan tulisan.
3) Kegiatan
Penutup (10 menit)
a)
Guru bersama-sama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran.
b)
Bersama guru, siswa
mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks
eksplanasi.
c)
Siswa mendengarkan umpan balik
dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami
struktur teks eksplanasi.
d)
Siswa menyimak informasi
mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
c. Observasi
Observasi dilakukan bertujuan mengetahui aktivitas
proses pembelajaran. Observasi pada siklus III bertujuan melihat peningkatan sikap
religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi dengan metode
ATM-GOLD. Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara,
yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi, (2) observasi
untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial siswa selama pembelajaran
berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa yang positif maupun sikap
siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3) jurnal diberikan untuk
mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi foto yang digunakan
sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti
pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan
sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa
Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan
aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis
teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3)
Mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan
dan hasil menulis pada siklus III. Data-data yang terkumpul baik dari hasil
tes, jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis.
Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan
dalam proses pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses
pembelajaran. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan
peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)
mengevaluasi proses dan hasil belajar
pada siklus III;
2)
mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan
efek tindakan pada siklus III;
3)
membuat daftar permasalah yang
terjadi pada siklus III; dan
4) menarik simpulan hasil penelitian berdasarkan hasil pada siklus III.
C. Jenis Data dan Alat Pengumpulan Data
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa angka-angka
tentang hasil belajar siswa (Mulyasa, 2014: 68) data kuantitatif diwujudkan
dengan kemampuan menulis teks eksplanasi yang diperoleh dari siswa siswa
melalui tulisan / karangan. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif,
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan
persentase. Adapun penyajian data dalam bentuk presentase.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah ungkapan yang
mengekspresikan siswa tentang proses dan hasil belajar yang diperoleh dari
berbagai sumber. Sumber ini diperoleh dari lembar observasi siswa, aktivitas
guru, serta catatan lapangan dengan menerapkan model pembelajaran. (Mulyasa. 2014:
68)
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan intirview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan kegiatan (Sugiyono,
2011: 137). Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tes, metode
observasi, metode catatan lapangan, dan metode dokumentasi.
a. Teknik Tes
Teknik tes
dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian
atau prestasi belajar (Arikunto, 2010: 266). Tes yang diberikan adalah esai.
Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa
dilaksanakan bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Dalam tes
bentuk esai, siswa dituntut berpikir tentang dan mempergunakan
apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab
(Nurgiyantoro, 2001: 71).
Tes ini dilaksanakan pada akhir
pembelajaran kondisi awal, akhir siklus I, II dan III. Tes tersebut adalah
perintah untuk menulis teks eksplanasi dengan tema tertentu. Adapun norma
penilaian disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Rambu-rambu Penilaian Menulis Teks Eksplanasi
No
|
Aspek
|
Pertanyaan pemandu
|
Rentang Skor
|
Bobot
|
Skor Maksimal
|
1.
|
Isi
|
Apakah isi teks relevan dengan topik,
lengkap, dan substantif?
|
13-30
|
1
|
30
|
2.
|
Organisasi
|
Apakah struktur teks rekaman percobaan
sudah jelas, padat, dan tertata dengan baik?
|
7-20
|
1
|
20
|
3.
|
Kosakata
|
Apakah pilihan kata yang digunakan
sesuai dengan situasi yang diceritakan?
|
7-20
|
1
|
20
|
4.
|
Penggunaan Bahasa
|
Apakah bahasa yang digunakan sudah
efektif dan konstruksi kompleks?
|
7-20
|
1
|
20
|
5.
|
Mekanik
|
Apakah penggunaan ejaan dan tanda baca
sudah tepat?
|
2-10
|
1
|
10
|
Jumlah Skor Maksimal
|
100
|
Sesuai dengan tabel 3 diketahui bahwa
aspek yang dinilai pada tes menulis teks eksplanasi terdiri atas isi, struktur
teks, kosa kata, penggunaan bahasa, dan tanda baca. Rambu-rambu penilaian pada
tabel 3 dijabarkan ke dalam norma penilaian yang disajikan pada lampiran
laporan penelitian tindakan kelas ini.
b. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan alat penilaian
yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan si tester Itesti,
tercoba, testee) tanpa alat tes (Nurgiyantoro,
2001: 54). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah lembar obervasi,
teknik catatan lapangan, dan dokumentasi.
1) Lembar
Observasi
Lembar observasi digunakan untuk
mengobservasi sikap spriritual dan sikap sosial siswa. Lembar observasi
tersebut berisi aspek yang dijabarkan menjadi deskriptor.
2) Teknik Catatan
Lapangan
Catatan lapangan berisi rangkuman
seluruh data lapangan yang terkumpul selama pembelajaran, yang tersusun
berdasarkan catatan pendek, catatan harian, catatan lapangan, dan mencakup data
terkait serta pemahaman terhadap situasi sosial yang bersangkutan. Catatan ini
disusun segera mengikuti setelah observasi pada hari bersangkutan selesai
(Trianto, 2011: 57). Teknik catatan lapangan digunakan untuk mencatat kegiatan
belajar mengajar dalam bentuk ringkas.
3) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi berupa foto yang
dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar dilakukan tanpa
sepengetahuan siswa, sehingga tidak terjadi perubahan tingkah laku siswa saat
pengambilan gambar foto. Kegiatan memfoto dilakukan oleh kolaborator.
3. Instrumen Pengumpul Data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data tersebut, instrumen yang
digunakan untuk mengumpulkan data ada empat, yakni:
a. lembar soal;
b. lembar observasi;
c. pedoman catatan lapangan; dan
d. alat perekam berupa kamera dan alat
tulis-menulis.
D. Validasi Data
Menurut Sanjaya (2009:41) makna
validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian formal misalnya
penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih ditekankan
pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK validitas itu adalah
keajegan proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian
kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian kualitatif adalah makna
langsung yang batasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses
penelitian.
Data dalam penelitian ini divalidasi dengan membandingkan nilai tiap
siklus dan antarsiklus. Nilai prasiklus dianalisis, kemudian dibandingkan
dengan nilai siklus I. Dari hasil analisis dilihat persentase kenaikannya.
Demikian juga nilai siklus I dibandingkan dengan nilai siklus II, dan
seterusnya.
E. Teknik
Analisis Data
Analisis data dilakukan pada setiap aspek
penelitian dengan melakukan analisis dan penafsiran data secara terus menerus
sampai berhasil melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ATM-GLOD untuk
dapat meningkatkan kemampuan meulis teks eksplanasi sehingga bisa mencapai
ketuntasan belajar individual maupun klasikal.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data sikap
spririatual dan sikap sosial yang diperoleh melalui lembar observasi yang diisi
kolaborator pada pertemuan tiap siklus. Hasil observasi tersebut ditabulasikan
untuk memperoleh skor. Skor yang diperoleh setiap siklus tersebut dianalisis
dengan rumus berikut.
Rumus yang digunakan adalah:
Untuk
mengubah persentase menjadi sebutan predikat sikap, digunakan patokan
perhitungan skala empat pada tabel 4.
Tabel 4 Penentuan Predikat Sikap
Rata-Rata
|
Nilai Ketuntasan Sikap
|
Keterangan
|
|
Modus
|
A – D
|
||
3,01 – 4,00
|
4
|
SB
|
Sangat baik
|
2,01 – 3,00
|
3
|
B
|
Baik
|
1,01 – 2,00
|
2
|
C
|
Cukup
|
0,00 – 1,00
|
1
|
K
|
Kurang
|
Sumber:
Lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014: 11
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka
(Arikunto. 2010: 282). Data berupa kemampuan menulis teks eksplanasi yang dianalisis
dengan menggunakan deskritif dengan menentukan presentase. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk
menganalisis data melalui sejumlah tahapan sebagai berikut.
a. Memeriksa hasil kerja atau tulisan siswa
berdasarkan aspek yang ditentukan.
b. Memberikan skor pada aspek yang diperiksa
sesuai dengan penskoran yang telah ditetapkan.
c. Merekap data penilaian yang diperoleh siswa untuk
setiap aspek yang diteliti.
d. Menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada
setiap aspek kemudian mencari rata-ratanya.
e. Menghitung jumlah siswa yang mencapai KKM.
f. Menentukan tingkat ketercapaian rata-rata
persentase ketuntasan belajar.
F. Indikator
Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan
penelitian (Suwandi, 2007:36). Indikator kinerja dalam penelitian ini
dirumuskan tiga macam.
1. Rata-rata sikap spiritual siswa
kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan minimal baik.
2. Rata-rata sikap sosial
siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan minimal baik.
3. Ada peningkatan nilai
kemampuan menulis teks eksplanasi.
4. Siswa kelas VII-A yang tuntas
belajar (meraih nilai > 3,00) lebih dari 85%.
EmoticonEmoticon