Contoh PTK

Peningkatan Sikap Spiritual, Sikap Sosial, dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Melalui Metode ATM-GOLD dengan Media YouTube pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Tahun Pelajaran 2014/2015


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun pelajaran 2013/2014, SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati ditunjuk oleh pemerintah untuk menerapkan Kurikulum 2013. Pemberlakukan Kurikulum 2013 tersebut berdampak pada berubahnya teknik penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pendekatan dan metode pembelajaran, dan teknik penilaian. Selain terjadi perubahan pada perangkat pembelajaran, dalam Kurikulum 2013 juga terdapat perubahan paradigma terhadap kedudukan bahasa dalam pembelajaran.
Kurikulum 2013 menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain. Oleh karena itu, harus berada di depan semua mata pelajaran lain. Pelajaran bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII disajikan berbasis teks, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.
Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur tercermin struktur berpikir. Dengan demikian, makin banyak jenis teks yang dikuasai siswa, makin banyak pula struktur berpikir yang dapat digunakannya dalam kehidupan sosial dan akademiknya nanti. Hanya dengan cara itu, siswa kemudian dapat mengonstruksi ilmu pengetahuannya melalui kemampuan mengobservasi,  mempertanyakan, mengasosiasikan, menganalisi, dan menyajikan hasil analisis secara memadai (Kemendikbud, 2013).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Dalman, 2012: 3). Keempat keterampilan tersebut merupakan pembelajaran yang padu dan berkaitan satu dengan lainnya. Untuk melakukan penelitian terhadap keempat keterampilan tersebut, tidak mungkin dilaksanakan satu waktu. Dalam penelitian ini ditetapkan keterampilan menulis, karena menulis sangat penting dalam kehidupan.
Menurut Tarigan (2008: 22), menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Menulis juga dapat menolong untuk berpikir secara kritis. Dengan menulis dapat membantu kita untuk menjelaskan apa yang ada dalam pikiran kita.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif dan selalu berhubungan dengan penalaran siswa dan hasil temuan siswa dalam pembelajaran serta dibuktikan dari kegiatan menulis. Dari kegiatan menulis, guru mengetahui tingkat pemahaman siswa selama pembelajaran.
Ada lima teks yang diajarkan di kelas VII. Kelima teks tersebut adalah teks laporan hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerita pendek. Salah satu ragam teks yang diteliti adalah teks eksplanasi. Teks eksplanasi ini merupakan jenis teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Teks eksplanasi menerangkan atau menjelaskan mengenai fenomena alam maupun sosial. Struktur teks tersebut, adalah pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi (opsional). Teks eksplanasi merupakan teks yang berisi penjelasan tentang proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam,  sosial, ilmu pengetahuan, dan budaya. Teks eksplanasi berasal dari pertanyaan penulis terkait “mengapa” dan “bagaiamana” suatu fenomena terjadi. Teks eksplanasi bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan atau kegiatan yang terkait dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, atau budaya (Priyatni, 2014: 82).
Menurut Mahsun (2013), teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan fenomena alam maupun sosial. Dalam teks eksplanasi terdapat struktur teks, struktur tersebut meliputi, pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi (opsional). Teks eksplanasi yang terdapat dalam buku siswa adalah teks yang berkaitan dengan peristiwa alam, di antaranya teks tentang Tsunami dan Gempa Bumi.
Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal, diketahui bahwa rata-rata kemampuan menulis teks eksplanasi sebesar 2,87. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Batangan sebesar 3,00 untuk Kompetensi Inti (KI) 1, 2, 3, dan 4. Dari 26 orang siswa kelas VII-A yang mencapai KKM sebanyak 12 orang (46,15%), sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 orang (53,85%).
Rendahnya kemampuan menulis teks eksplanasi tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor guru dan faktor siswa. Dari faktor guru dapat dikemukakan bahwa guru telah menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menggunakan media pembelajaran. Dari faktor siswa dapat diidentifikasi bahwa pada saat pembelajaran, kegiatan menanya dan mendiskusikan materi pelajaran masih cukup rendah. Hal ini tampak indikator bahwa siswa belum menanya, baru sebatas menjawab pertanyaan. Dari faktor materi pelajaran dalam bahwa materi menulis teks eksplanasi merupakan materi baru yang sebelumnya belum pernah dikenal. Oleh karena itu, proses dan kemampuan menulis teks eksplanasi perlu ditingkatkan.
Salah satu metode yang diduga dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan menulis teks eksplanasi adalah menggunakan metode ATM-GOLD. Metode ini merupakan akronim dari: Amati, Tiru, Modifikasi, Gagas ulang, Orientasikan kembali, Laporkan, dan Diskusikan. Metode tersebut sesuai dengan pendekatan saintifik yang terdiri atas 5M, yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut dibuat penelitian tindakan kelas. Adapun judul penelitian adalah Peningkatan Sikap Spiritual, Sikap Sosial, dan Kemampuan Menulis Teks Eksplanasi Melalui Metode ATM-GOLD dengan Media YouTube pada Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
          Sesuai dengan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi.
1.  Ada lima teks yang diajarkan di kelas VII yakni teks laporan hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerita pendek.
2.  Guru telah mengajar menggunakan pendekatan saintifik tetapi belum menggunakan media belajar.
3.  Kegiatan menanya dan berdiskusi masih rendah.
4.  Pembelajaran Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.
5.  Kemampuan menulis teks eksplanasi sebesar 2,87 < KKM 3,00. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 orang (46,15%), sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 14 orang (53,85%).

C. Pembatasan Masalah
          Agar penelitian terfokus, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada tiga hal: (1) sikap spriritual, (2) sikap sosial, dan (3) kemampuan menulis teks eksplanasi. 

D. Rumusan Masalah
          Sesuai dengan pembatasan masalah, ada tiga rumusan masalah yang diajukan.
1.  Apakah metode ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan sikap spriritual pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
2.  Apakah metode ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?
3.  Apakah metode ATM-GOLD dengan media YouTube dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian
          Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini ada tiga hal.
1.  Untuk mendeskripsikan peningkatan sikap spriritual pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD dengan media YouTube.
2.  Untuk mendeskripsikan peningkatan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD dengan media YouTube.
3.  Untuk meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015 melalui metode ATM-GOLD dengan media YouTube.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat secara praktis. Penjabaran kedua manfaat tersebut sebagai berikut.


1.  Manfaat Teoretis
          Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah mengembangkan wawasan ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.
2.  Manfaat Praktis
a.  Bagi sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.
b.  Bagi guru
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat metode ATM-GOLD untuk meningkatkan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi siswa dalam proses belajar mengajar.
c. Bagi siswa
Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi yang berdampak pada peningkatan mutu proses pembelajaran.



 BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Hakikat Menulis
1.  Definisi Menulis
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipakai untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekpresif (Tarigan, 1993:3). Menyempurnakan pendapatnya terdahulu, Tarigan mengatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Lado (dalam Suriamiharja, 1997:1), mengartikan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Suriamiharja (1997:1) mengemukakan bahwa menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Menulis juga diartikan berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menyempurnakan pendapatnya terdahulu, Suriamiharja, dkk. (1997:12) menyimpulkan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang memunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.
Akhadiah (1998:3) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu rangkaian kegiatan mulai dari menemukan gagasan sampai menghasilkan tulisan. Kata menulis memunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis memunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto, 2004:1).
Hakim (2005:15) berpendapat bahwa menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut Nurudin (2007:4), menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Tulisan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh seseorang akibat kegiatan proses kreatif penulisannya.
Menulis (writing) adalah bagian dari kegiatan yang sering kita lakukan setiap hari. Selain itu, menulis adalah bagian dari kegiatan komunikasi yang dilakukan menggunakan bahasa tulisan (writing), selain mendengar (listening),  membaca (reading), dan berbicara (speaking). Jadi, menulis adalah kegiatan berkomunikasi dalam bahasa tulisan. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi, gagasan, pemikiran, ajakan, dan sebagainya (Estiati, 2008:33).
Secara sederhana, kegiatan menulis dilakukan dengan enam kegiatan. (1) Melihat langsung suatu peristiwa atau objek. Ide adalah kunci utama seseorang dapat melakukan pekerjaan menulis. Ide akan muncul bila memiliki pengetahuan,  wawasan, dan pengalaman. Maka dengan melihat objek secara langsung, ide akan mudah untuk didapatkan; (2) Mendiskusikan apa yang menarik dari yang dilihat, atau ditemukan informasi atau data dari buku; (3) Menulis draf/ membuat kerangka tulisan; (4) Menyampaikan kepada orang lain yang dipercaya mampu membimbing dan mengarahkan; (5) Menulis ulang dan memeriksa tanda baca pada tahap akhir, bukan pada awal atau saat membuat draf karena dapat mengganggu kelancaran mengekspresikan gagasan, dan (6) Memublikasikan tulisan, merancang desain penampilan (Suwarno, 2011:106)
Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu penuangan ide atau gagasan, perasaan, pikiran ke dalam sebuah tulisan untuk menyampaikan informasi yang ingin disampaikan dalam bentuk tertulis.

     2.  Tujuan Menulis
Setiap jenis tulisan memiliki berbagai tujuan yang berbeda. Dengan keberbedaan tersebut, penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori sebagai berikut: memberitahukan atau mengajar,  meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, mengutarakan/ mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api (Tarigan, 1993:23).
Sehubungan dengan tujuan penulisan, Hugo Hartig (dalam Tarigan, 1993:24) merangkum tujuan penulisan sebagai berikut; (1) assignment purpose (tujuan penugasan), yaitu tujuan menulis karena ditugaskan, bukan karena kamauan sendiri, (2) altrustic purpose (tujuan altrustik), yaitu tujuan menulis untuk menyenangkan pembaca, menghadirkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca mamahami, menghargai perasaan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu, (3) persuasive purpose (tujuan persuasif) adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4) informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan) adalah tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca, (5) self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri), yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca, (6) creative purpose (tujuan kreatif). Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, dan (7) problem solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Dalam tulisan seperti ini, sang penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Tujuan menulis menurut Suriamiharja (1997:2) adalah agar tulisan yang ditulis dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang memunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi, karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan.
Untuk dapat menguasai keterampilan menulis, ada tiga hal yang dilakukan, yaitu adanya niat, bukan niat biasa melainkan niat yang kuat, banyak belajar dan berlatih, dan terakhir tidak ragu-ragu dan malu untuk membaca tulisan yang sudah ada (Wiyanto, 2004:8).
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan menulis bertujuan untuk menungkan ide, gagasan dan pengetahuan ke dalam bentuk tulisan agar dapat dibaca oleh orang lain serta dapat memecahkan masalah yang tengah dihadapi oleh penulis.

     3.  Manfaat Menulis
Bahasa tulis berbeda dengan bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulis adalah sekunder. Bahasa tulis dapat menembus waktu dan ruang, tetapi bahasa lisan begitu diucapkan segera hilang tidak berbekas. Bahasa tulis dapat disimpan lama dalam sampai waktu yang tidak terbatas. Karena itulah kita dapat memperoleh informasi dari masa lalu atau dari tempat yang jauh melalui bahasa tulis, tetapi tidak melalui bahasa lisan (Chaer, 1994:82).
Banyak keuntungan yang didapat dari kegiatan menulis. Menurut Akhadiah, dkk. (2003:1-2) ada delapan kegunaan menulis sebagai berikut.
a.    penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai di mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya;
b.    penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-bandingkan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasannya;
c.    penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoretis mengenai fakta-fakta yang berhubungan;
d.   penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar;
e.    penulis akan dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara lebih objektif;
f.     dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret;
g.    dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif. Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekadar menjadi penyadap informasi dari orang lain, dan;
h.    dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan teratur.

Sesuai dengan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat kegiatan menulis adalah dapat mengungkapkan perasaan, pengalaman diri, dan gagasan terhadap sebuah tulisan dan dapat mengenali diri sendiri.

B. Kemampuan Menulis
Slamet (2008:72) mengemukakan kemampuan menulis yaitu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif; artinya, kemampuan menulis ini merupakan kemampuan yang menghasilkan; dalam hal ini menghasilkan tulisan. Menurut Solehan, dkk (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis, seseorang yang telah mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan andal tanpa banyak latihan menulis.
Sesuai dengan dua pendapat tersebut disimpulkan kemampuan menulis adalah kemampuan yang bersifat aktif dan produktif untuk menghasilkan tulisan yang diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan secara terus-menerus. Kemampuan menulis dalam penelitian ini dibatasi bahwa siswa dinyatakan mampu menulis jika yang bersangkutan memperoleh nilai sama dengan atau lebih tinggi daripada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3,00 dalam skala 4 atau 75 dalam skala 100.

C. Teks Eksplanasi
1.  Hakikat Eksplanasi
Eksplanasi berasal dari bahasa asing (Inggris) yang berarti tindakan menerangkan atau menjelaskan dan keterangan, pernyataan atau fakta yang menjelaskan (The Contemporary English-Indonesian Dictionary: 651). Teks Eksplanasi (Explanation Text) adalah sebuah teks yang berisi tentang proses-proses yang berhubungan dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya.
Teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi/penutup. Bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa yang dibicarakan. Bagian deretan penjelas berisi urutan uraian atau penjelasan tentang peristiwa yang terjadi. Sementara itu, bagian interpretasi berisi pendapat singkat penulis tentang peristiwa yang terjadi. Bagian ini merupakan penutup teks eksplanasi yang boleh ada atau tidak ada. (Mahsun, 2013: 189)
Restuti (2013:85) mengatakan, teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial. Restuti juga menjelaskan struktur teks eksplanasi sebagai berikut.
a.       Pernyataan umum mengenai fenomena alam maupun fenomena sosial yang akan dibahas.
b.      Penjelasan berisi argumen lanjutan mengenai fenomena tersebut dan penjelasan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi.
c.       Kesimpulan mengenai poin-poin yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Teks eksplanasi merupakan teks yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap topik tertentu. Dalam teks tersebut dikemukakan pendapat atau argumen penulis. Dari teks eksplanasi tersebut, terdapat kelebihan dan kekurangan, di antaranya.
a.  Isi teks eksplanasi terkait dengan kejelasannya. Penjelasan mengenai suatu fenomena atau peristiwa dalam teks eksplanasi harus dibuat sejelas mungkin.
b.  Kalimat-kalimat dalam teks eksplanasi harus padu dan mengikuti struktur teks eksplanasi. Struktur teks eksplanasi diawali dengan pernyataan fenomena atau peristiwa, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai hal tersebut dan diakhiri dengan simpulan.
Gejala alam, gejala sosial, dan gejala budaya dapat dilakukan melalui kegiatan penelitian ilmiah, dengan cara melukiskan atau menggambarkan data yang terdapat dalam setiap gejala dari peristiwa atau keadaan yang belum diketahui oleh manusia (Nawawi, 1998:16).
Teks eksplanasi harus ditulis berdasarkan kaidah teks baku yang mencakup ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, dan keterpaduan pendapat. Tujuan kebahasaan dari teks eksplanasi adalah untuk menerangkan proses-proses yang terjadi dalam pembentukan atau kegiatan yang terkait dengan fenomena-fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya yang bertujuan menjelaskan.
Struktur Kebahasaan Teks Eksplanasi (Explanation Text) terdiri atas tiga bagian. (1) Pernyataan Umum. Berisi tentang penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Penjelasan umum yang dituliskan dalam teks eksplanasi berupa gambaran secara umum tentang apa, mengapa, dan bagaimana proses peristiwa alam tersebut bisa terjadi. (2) Deretan Penjelas. Berisi tentang penjelasan proses mengapa fenomena tersebut bisa terjadi atau tercipta dan bisa terdiri lebih dari satu paragraf. Deretan penjelas mendeskripsikan dan merincikan penyebab dan akibat dari sebuah bencana alam yang terjadi. (3) Interpretasi (Opsional). Teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Teks penutup yang dimaksud adalah, teks yang merupakan intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas. Opsionalnya dapat berupa tanggapan maupun mengambil kesimpulan atas pernyataan yang ada dalam teks eksplanasi tersebut (Mahsun, 2013).

     2.  Penulisan Teks Eksplanasi
Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Ketika pembelajaran dilaksanakan, kegiatan menulis tidak lepas dari aktivitas siswa maupun aktivitas guru dalam pembelajaran. Siswa merupakan subjek guru untuk menyampaikan informasi, dan guru merupakan subjek siswa untuk mendapatkan informasi yang akan dibelajarkan.
Teks merupakan media siswa untuk menuliskan isi dan manfaat yang ada dalam teks tersebut, teks eksplanasi merupakan teks yang digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII pada kurikulum 2013. Teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau fenomena alam maupun sosial.
Menulis teks eksplanasi merupakan sebuah komponen yang dibelajarakan dalam suatu kegiatan belajara mengajar. Kegiatan menulis teks eksplanasi ini merupakan kegiatan dari hasil pengamatan siswa mengenai teks tersebut. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah menulis hasil observasi siswa mengenai teks eksplanasi, baik isi, struktur, maupun kebahasaan yang terdapat dalam teks eksplanasi. Untuk menuliskan teks eksplanasi, ada struktur yang dituliskan, diantaranya adalah sebagai berikut.
a.  Penjelasan umum menuliskan tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa pengenalan fenomena alam, maupun fenomena sosial. Dituliskan dan dijelaskan tentang penjelasan umum yang tertera pada teks yang digunakan.
b.  Deretan penjelas dituliskan untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada fenomena alam maupun sosial. Berisi suatu penjelasan sebab akibat yang ditimbulkan dari bencana alam.
c.  Interpretasi (Opsional) merupakan teks penutup yang bersifat pilihan; bukan keharusan. Maka, ketika menuliskan interpretasi atau penutup dari suatu teks tersebut tidak diharuskan. Dalam interpretasi boleh dituliskaan boleh juga tidak.

D. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013
Pembelajaran kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan yang mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran langsung tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung atau yang disebut dengan instructional effect. Tujuan dalam pembelajaran kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013 semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Baik pembelajaran langsung maupun tidak langsung terjadi secara terintergrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2.
Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang dikaitkan dengan pendekatan scientific, yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3) mengumpulkan informasi, (4) mengasosiasi, dan (5) mengomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1    Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar
No
Langkah Pembelajaran
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang Dikembangkan
1.
Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
2.
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari objek yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang objek yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

3.
Mengumpulkan informasi / eksperimen
a.     melakukan eksperimen
b.     membaca sumber lain selain buku teks
c.     mengamati objek/ kejadian/ aktivitas
d.    wawancara dengan narasumber

Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
4.
Mengasosiasi / mengolah informasi
a. mengolah informasi yang sudah dikum-pulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengum-pulkan informasi.
b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolajan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat peraturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

5.
Mengomuni-kasikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis mengung-kapkan pendapat dengan singkat dan jelas dan mengembang-kan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.


E. Pendekatan Pembelajaran Kurikulum 2013
Menurut Mahsun (2013) semua pelajaran Bahasa Indonesia mulai jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) menggunakan pembelajaran berbasis teks. Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sebagai sarana komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berbasis teks. Dalam pembelajaran Bahasa berbasis teks, Bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis. Teks dimaknai sebagai satuan bahasa yang mengungkapkan makna secara kontekstual (Kemendikbud, 2013).
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum yang berlaku. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Kurikulum 2013 disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunaannya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud, 2013). Sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Sementara itu, dalam struktur teks tercermin struktur berpikir.

F. Metode ATM-GOLD
          Metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 berbeda dengan pembelajaran pada kurikulum sebelumnya. Pada Kurikulum 2013, metode pembelajaran diatur dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, agar menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri, sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based learning, problem-based learning, inquiry learning. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yang dikaitkan dengan yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Metode ATM-GOLD dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi sesuai dengan pendekatan saintifik. Akronim tersebut dijabarkan ke dalam sintak pembelajaran sebagai berikut.
a.  A – Amati. Siswa membaca teks model atau mengamati video. Kegiatan dilanjutkan dengan menanya dan mengumpulkan informasi.
b.  T – Tiru. Siswa berusaha meniru model teks eksplanasi yang telah dibaca.
c.  M – Modifikasi. Siswa meniru dan memodifikasi model teks eksplanasi ditinjau dari struktur dan fitur kebahasaan.
d.  G – Gagas Ulang. Kegiatan meniru dan memodifikasi bersamaan dengan kegiatan menggagas ulang teks yang ditulis.
e.  O – Orientasi. Siswa menyesuikan struktur tes yang ditulis.
f.  L – Laporkan. Siswa melaporkan secara tertulis atau membacakan teks eksplanasi yang telah ditulis.
g.  D – Diskusikan. Siswa lain mendiskusikan dan menanggapi teks eksplanasi yang telah dilaporkan.

G. Media Pembelajaran
1.  Pengertian Media Pembelajaran
Munadi (2012: 15), mengemukakan media dapat diartikan sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi dari pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke dalam media komunikasi. Kesenadaan dengan hal tersebut media dapat merangsang peserta didik untuk belajar.
Media pembelajaran dimaknai Hamdani (2011:244) sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada diri sendiri. Dalam bahasa Arab, media adalah “perantara” atau “pengantar pesan” dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Kustandi dan Sutjipto, 2011:8).
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna (Kustandi dan Sutjipto, 2011:9). Kata media berasal dari bahasa latin, yang bentuk tunggalnya adalah „medium‟ (Daryanto, 2012:4). 
Menurut Arsyad (2009:3) kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan peserta didik yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar (Arsyad, 2009:4). 
Sehubungan dengan pendapat di atas. Kustandi dan Sutjipto (2013:8) media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Selaras pendapat tersebut, Arsyad (2009:2) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi: (1) media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar, (2) fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, (3) seluk beluk proses belajar, (4) hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan, (5) nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran, (6) pemilihan dan penggunaan media pendidikan, (7) berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan, (8) media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan media pembelajaran adalah alat atau sarana yang mengandung materi guna menyalurkan pesan untuk memperjelas makna yang disampaikan, serta memberikan rangsangan bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.
     2.  Karakteristik Media Pembelajaran
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.    Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur audio dan visual.
b.    Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
c.    Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Sehubungan dengan karakteristik di atas, Daryanto (2012:55) sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran, pemilihan dan penggunaan multimedia pembelajaran harus memerhatikan karakteristik komponen lain, seperti: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran.
Selain memenuhi karakteristik-karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya juga memenuhi fungsi sebagai berikut.
a.    Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
b.    Mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengontrol
c.    laju kecepatan belajarnya sendiri.
d.   Memerhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan.
e.    Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, maupun percobaan.

     3.  Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (2013:2-3) media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran. Menurut Hamalik dalam Arsyad (2013:19) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Fungsi Media Pembelajaran sebagai sumber belajar secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utamanya. Mudhoffir dalam Munadi (2008: 37) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Pemahaman di atas sejalan dengan pernyataan Edgar Dale & Ahmad dalam Munadi (2008: 37) bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.
Fungsi media pembelajaran secara semantis, fungsi semantik adalah kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verba) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami peserta didik (Munadi 2008: 30). Fungsi manipulatif berdasarkan karakteristik umum, media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi batas-batas ruang dan waktu, yaitu: 
a.    kemampuan mengatasi media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya.
b.    kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita waktu panjang menjadi singkat.
c.    kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa yang telah terjadi.
          Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi keterbatasan inderawi manusia, yaitu:
a.    membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil.
b.    membantu siswa dalam memahami objek yang yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.
c.    membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan kejelasan suara.
d.   membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks (Munadi, 2008: 41-43).
Fungsi psikologis media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik perhatian dan memfokuskan perhatian siswa . Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya disebut dengan perhatian selektif (Rahkmat dalam Munadi 2008: 43-44).
Fungsi afektif yakni fungsi yang menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran. Ia berwujud pencurahan perasaan minat, sikap penghargaan, nilai-nilai, dan perangkat emosi atau kecenderungan-kecenderungan batin (Arsyad 2009: 44).
Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang ikut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sedangkan manfaat penggunaan media (Arsyad 2009:29-30), antara lain: 
a.    media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar,
b.    media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, 
c.    Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu,
d.   media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media berfungsi untuk tujuan pembelajaran, di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai hambatan dan keterbatasan yang muncul. Hambatan dan keterbatasan yang muncul baik dari siswa, guru atau lingkungan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut karena media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian dan motivasi, memberikan pengalaman nyata serta membantu menumbuhkan pemahaman.

     4.  Jenis-Jenis Media Pembelajaran
          Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:
a.    Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, kartun, komik
b.    Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
c.    Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
d.   Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

H. YouTube sebagai Media Pembelajaran
1.  Hakikat YouTube
YouTube adalah sebuah situs website media sharing video online terbesar dan paling populer di dunia internet. Saat ini pengguna youtube tersebar di seluruh dunia dari berbagai kalangan usia, dari tingkat anak-anak sampai dewasa. Para pengguna youtube dapat mengupload video, search video, menonton video, diskusi/tanya jawab tentang video dan sekaligus berbagi klip video secara gratis. Setiap hari ada jutaan orang yang mengakses youtube sehingga tidak salah jika Youtube sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Tujuan memanfaatkan youtube sebagai media pembelajaran adalah untuk menciptakan kondisi dan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan interaktif (Sukani, 2012).
Video pembelajaran di youtube dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran interaktif di kelas, baik untuk siswa maupun guru itu sendiri melalui presentasi secara online maupun offline. Pemanfaatan youtube sebagai media pembelajaran dapat digunakan setiap saat tanpa dibatasi olah ruang dan waktu dengan syarat komputer atau media presentasi terhubung dengan internet.

2.  Kelebihan YouTube sebagai Media Pembelajaran
          Menurut Sukani (2012), YouTube sebagai media pembelajaran mempunyai kelebihan sebagai berikut.
a.    Potensial yaitu youtube merupakan situs yang paling poluper di dunia internet saat ini yang mampu memberikan edit value terhadap education/pendidikan.
b.    Praktis yaitu youtube mudah digunakan dan dapat diikuti oleh semua kalangan termasuk siswa dan guru.
c.    Informatif yaitu youtube memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pendidikan, teknologi, kebudayaan, dll
d.   Interaktif yaitu youtube memfasilitasi kita untuk berdiskusi ataupun melakukan tanya jawab bahkan mereview sebuah video pembelajaran.
e.    Sheareable yaitu youtube memiliki fasilitas link HTML, Embed kode video pembelajaran yang dapat di sheare di jejaring sosial seperti facebook, twitter dan juga blog/website.
f.     Ekonomis yaitu youtube gratis untuk semua kalangan.

     3.  Kekurangan YouTube sebagai Media Pembelajaran
          Selain kelebihan, Youtube juga memiliki lima kekurangan sebagai berikut.
a.    Dapat dipakai untuk mencari video porno.
b.    Video-video kekerasan.
c.    Video yang dapat merubah reputasi seseorang.
d.   Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara.
e.    Berkonotasi negatif terhadap nama seseorang.
          Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, dalam penelitian ini semua video YouTube diunduh terlebih dahulu. Video tersebut diputar secara offline di hadapan siswa. Dengan demikian pada saat kegiatan pembelajaran, guru tidak usah mencari video yang diinginkan dan waktu penyajian cepat.

I.  Sikap Religius dan Sikap Sosial
Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan (Kemendikbud, 2013).
Pendidikan nasional sebagaimana dikembangkan dalam Kurikulum 2013 terdapat sikap religius dan sikap sosial. Kompetensi sikap yang dimaksud adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Dalam subbab ini dibahas mengenai hakikat sikap religius dan sikap sosial.
     1.  Sikap Religius
Sikap religius diartikan sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Kemendikbud, 2010:9). Bentuk sikap religius juga berhubungan dengan sikap sosial. Dalam hal ini toleransi dan hidup rukun terkait dengan sikap sosial yang harus dimiliki individu.
Sementara itu, Handoyo dan Tijan (2010:7), berpendapat bahwa sikap religius adalah sikap yang mencerminkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat ditunjukkan melalui penemuhan kewajiban terhadap agama. Setiap individu wajib melaksanakan kewajiban terhadap agamanya masing-masing dengan sungguh-sungguh. Pendapat senada disampaikan oleh Aqib dan Sujak (2012:7) bahwa  religius adalah pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
Sesuai dengan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap religius merupakan sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang diwujudkan dalam pemikiran, perkataan, tindakan yang sesuai sehingga memiliki dampak positif untuk diri sendiri maupun orang lain. Apabila seseorang memiliki sikap yang baik terkait dengan Tuhan, seluruh kehidupannya pun akan menjadi baik. Oleh karena itu, peserta didik harus dikembangkan karakternya agar benar-benar berkeyakinan, bersikap, berkata, berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
Kurikulum 2013 dirasa tepat untuk menanamkan sikap religius peserta didik. Secara eksplisit, penanaman sikap religius tertuang dalam kompetensi inti yang berbunyi: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi inti tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kompetensi dasar. Untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, kompetensi dasar yang dijabarkan dari komptensi inti sikap religius, yakni 1.1) Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk mempersatukan bangsa Indonesia di tengah keberagaman bahasa dan budaya, 1.2) Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis, dan 1.3) Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis (Kemendikbud 2013).
Dalam pembelajaran, sikap religius dapat diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Menurut Kemendikbud dalam Pedoman Teknik Penilaian Sikap Kurikulum 2013, deskripsi indikator sikap religius, yaitu 1) berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap perbuatan, 2) menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, 3) memberi salam pada saat awal dan akhir pembelajaran, 4) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia-Nya, 5) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan atau prestasi yang dicapai dalam pembelajaran, 6) menerima semua pemberian dan keputusan Tuhan Yang Maha Esa dengan ikhlas, 7) berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil atau prestasi yang diharapkan (ikhtiar), 8) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah selesai melakukan usaha maksimal (ikhtiar), dan 9) menghormati orang lain dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.

     2.  Sikap Sosial
Sikap sosial merupakan sikap yang berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Ada banyak sikap sosial yang ada pada masyarakat. Pada subbab ini sikap sosial yang dibahas meliputi jujur dan kreatif. Sikap sosial ini disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai, yakni kompetensi dasar yang harus dicapai, yakni kompetensi dasar  2.4 Memiliki perilaku jujur dan kreatif dalam memaparkan langkah-langkah suatu proses berbentuk linear. Perubahan perilaku tersebut terlihat setelah mengikuti pembelajaran menulis teks eksplanasi menggunakan metode ATM-GOLD.
a.  Jujur
Dalam bahasa Arab, kata jujur  semakna dengan “as-sidqu” atau “siddiq” yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau dalam bahasa Arab ”al-kazibu”. Secara istilah, jujur atau as-sidqu bermakna: (1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan; (2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan; (3) ketegasan dan kemantapan hati; dan (4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan. 
Dalam penelitian ini sikap jujur diobservasi berdasarkan lima indikator. (1) Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan, (2) Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas, (3) Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya, (4) Melaporkan data atau informasi apa adanya, dan (5) Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.

b.  Kreatif
Menurut KBBI, kreatif berarti 1) memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; 2) bersifat (mengandung) daya cipta. Kreatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru.
Menurut Semiawan (2009: 44) kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru.  Munandar (2011: 29), memberikan batasan sebagai berikut, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Dalam hal ini, Munandar mengartikan bahwa kreativitas sesungguhnya tidak perlu menciptakan hal-hal yang baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada, dalam arti sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, adalah semua pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya termasuk segala pengetahuan yang pernah diperolehnya. Oleh karena itu, semua pengalaman memungkinkan seseorang mencipta, yaitu dengan menggabung-gabungkan (mengkombinasikan) unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang baru.
Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berkreasi berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya   adalah   pada   kuantitas,   ketepatgunaan,   dan keragaman jawaban. Jawaban-jawaban yang diberikan harus sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan kualitas dan mutu dari jawaban tersebut. Berpikir kreatif dalam menjawab segala masalah adalah dengan menunjukkan kelancaran berpikir (dapat memberikan banyak jawaban), menunjukkan keluwesan dalam berpikir (fleksibilitas), memberikan jawaban yang bervariasi, dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalias dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.
Berdasarkan Teknik Pedoman Penilaian Sikap Kurikulum 2013 terbitan Kemendikbud, beberapa deskripsi indikator sikap kreatif disebutkan antara lain 1) menyusun gagasan baru; 2) menciptakan karya baru; dan 3) mampu memecahkan masalah. Dalam penelitian ini, kreatif yang diobservasi ada lima. (1) Banyak bertanya, (2) Dapat bekerja lebih cepat dari siswa lain, (3) Mempunyai tanggapan beragam dari satu objek, (4) Memiliki ide yang baru, dan (5) Menemukan cara baru untuk membuat kerangka karangan.
         
J.  Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang metode ATM-GOLD belum pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun, sebagian metode tersebut pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Pertama, Groho (2009) dalam penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Teknik 3M (Mengamati, Meniru, dan Menambahi) Pada Siswa Kelas VIII A SMP Islam Ungaran Tahun Ajaran 2008/2009. Hasil penelitian diketahui bahwa keterampilan menulis puisi dengan teknik 3M, siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata kelas. Keterampilan menulis puisi siswa pada siklus II meningkat sebesar 20,08% dari siklus I. Rata-rata skor kelas tes pada siklus I mencapai 66,58, sedangkan rata-rata skor kelas tes pada siklus II mencapai 79,95 dan sudah memenuhi target penilaian yang ditentukan karena termasuk dalam kategori baik. Perubahan perilaku diperoleh dari hasil nontes yang berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Peningkatan pada siklus II sebesar 43,3% dari siklus I. Rata- rata skor dari hasil observasi pada siklus I mencapai 60, sedangkan rata-rata skor pada siklus II mencapai 86. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku siswa berubah ke arah yang lebih positif. Hasil tersebut membuktikan bahwa peningkatan keterampilan menulis puisi sangat dipengaruhi oleh perilaku siswa.
Kedua, Pasetyanti (2013) dalam penelitian berjudul Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru Melalui Modifikasi Permainan Bola Berekor Pada Siswa Kelas V SDN 2 Wadas Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian disimpulkan bahwa pretest menunjukkan bahwa hanya 16% siswa mampu melakukan tolak peluru dengan benar. Dengan menggunakan metode latihan bertahap, hasil siklus I menunjukkan bahwa 67% siswa mencapai ketuntasan belajar, dengan siswa merespon positif pembelajaran melalui angket sebesar 75,58%. Hasil siklus II menunjukkan bahwa 92% siswa mencapai ketuntasan belajar, dengan siswa merespon positif pembelajaran melalui angket sebesar 88,83%. Karena persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa melampaui 80%, penelitian tindakan kelas ini telah mencapai indikator keberhasilan. Simpulan penelitian tersebut adalah pembelajaran melalui modifikasi permainan bola berekor dapat meningkatkan keterampilan tolak peluru siswa kelas V SDN 2 Wadas tahun pelajaran 2012/2013.
Ketiga, Sahrini (2014) dalam penelitian berjudul Teknik Meniru Model Klompen untuk Meningkatkan Kompetensi Kaligrafi Dacem pada Siswa Tunagrahita Kelas V SDLB. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara kumulatif skor terjadi peningkatan total skor dari 179 dan nilai rata – rata 60,7 pada siklus I menjadi dan nilai rata – rata 76 pada siklus II, pada akhir kegiatan penelitian secara keseluruhan, Kompetensi Kaligrafi Dacem Melalui Teknik Meniru Model Klompen pada siklus II cukup tinggi dibandingkan Kompetensi Kaligrafi Dacem Melalui Teknik Meniru Model Klompen pada siklus I, sebab empat siswa (80%) mampu mengapersepsi materi di atas 70%, sehingga,  dari batas keberhasilan kelas 70%, hasil tersebut sudah terpenuhi karena rata-rata kelas mencapai 76%.
Sesuai dengan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa metode Mengamati, Meniru, dan Menambahi dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi. Kedua, pembelajaran melalui modifikasi permainan bola berekor dapat meningkatkan keterampilan tolak peluru siswa kelas V SDN 2 Wadas tahun pelajaran 2012/2013, dan teknik meniru dapat meningkatkan Kompetensi Kaligrafi Dacem pada siswa SDLB.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumya. Perbedaan penelitian terelatak pada: (1) metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ATM-GOLD (Amati, Tiru, Modifikasi, Gagas ulang, Orientasikan kembali, Laporkan, dan Diskusikan). (2) Subjek yang diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati. (3) Waktu penelitian adalah semester genap tahun 2014/2015, dan (4) Kompetensi dasar yang diteliti adalah menulis teks eksplanasi. Adapun inovasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah digunakan media YouTube dalam pembelajaran.

K. Kerangka berpikir
          Pada kondisi awal, guru menggunakan pendekatan saintifik nonvariasi, yakni peserta didik membaca, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Namun, peserta didik kesulitan untuk melakukan kegiatan menanya, menumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Dengan metode ATM-GOLD, diharapkan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi akan meningkat. Diagram kerangka berpikir disajikan pada gambar 1.
.












           


 





             

Gambar 1 Model Kerangka Berpikir

K. Hipotesis Tindakan
          Sesuai dengan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir, hipotesis tindakan yang diajukan pada penelitian ini ada tiga.
1.  Metode ATM-GOLD dengan media youtube dapat meningkatkan sikap spriritual pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.
2.  Metode ATM-GOLD dengan media youtube dapat meningkatkan sikap sosial pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.
3.  Metode ATM-GOLD dengan media youtube dapat meningkatkan kemampuan menulis teks eksplanasi pada siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015.

 BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1.  Subjek Penelitian
          Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa dan guru. Yang dimaksud siswa adalah semua siswa kelas VII-A SMP Negeri Batangan Kabupaten Pati. Seluruh siswa kelas VII-A berjumlah 26 orang, terdiri atas 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Guru yang berperan sebagai peneliti adalah Bambang Sukamto, S. Pd., M. Pd., guru kelas VII-A, VII-b, dan kelas IX-D, E, dan F. Selama penelitian dibantu oleh kolaborator yakni Ibu Magdalena Dwi Ismawati, S. Pd., selaku guru Bahasa Indonesia kelas VIII-A, B, C dan kelas IX-A, B, dan C.
Alasan siswa kelas VII-A dipilih sebagai subjek penelitian ada tiga. Pertama, rata-rata kemampuan menulis teks eksplanasi siswa kelas VII-A sebesar 2,87, lebih kecil daripada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 3,00.  Kedua, jumlah siswa yang belum tuntas adalah 12 orang dari 26 orang (46,15%). Ketiga, peneliti sebagai guru bahasa Indonesia kelas VII-A. Keempat, kompetensi dasar menulis teks eksplanasi terdapat pada semester genap ahun pelajaran 2014/2015.

2.  Tempat Penelitian
          Penelitian dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan Kabupaten Pati. SMP ini beralamat di Jalan Raya Batangan – Jaken Km. 1,5 Batangan Kabupaten Pati, Kode Pos 59186. Di sekolah ini terdapat tiga tingkat kelas, yakni kelas VII, VIII, dan kelas IX. Setiap tingkat terdapat enam kelas paralel. Dengan demikian terdapat 18 rombongan belajar di SMP Negeri 1 Batangan.

3.  Waktu Penelitian
          Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, yaitu bulan Januari s.d. Juni 2015. Penelitian dilaksanakan pada semester genap karena materi menulis teks esplanasi terdapat pada semester genap. Adapun kompetensi dasar (KD) adalah KD 4.2 “Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan”. Jadwal penelitian tindpakan kelas ini disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu
1
Kondisi Awal
2 s.d. 24 Januari 2015
2
Siklus I
Pertemuan ke-1
Selasa,
27 Januari 2015
Pertemuan ke-2
Rabu,
28 Januari 2015
Pertemuan 3
Sabtu,
31 Januari 2015
3
Siklus II
Pertemuan ke-1
Rabu,
4 Februari 2015
Pertemuan ke-2
Sabtu,
7 Februari 2015
Pertemuan 3
Selasa,
10 Februari 2015
4
Siklus III
Pertemuan ke-1
Selasa,
17 Februari 2015
Pertemuan ke-2
Rabu,
18 Februari 2015
Pertemuan 3
Sabtu,
21 Februari 2015
5
Revisi Laporan
31 Maret s.d. 30 Juni 2015

        


B. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus. Dalam pelaksanaannya, masing-masing siklus mengikuti tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Aqib (2008) dan Wiriaatmadja (2008), keempat hal tersebut adalah: perencanaan, aksi/tindakan, observasi dan refleksi atau. Model prosedur penelitian yang digunakan adalah model spiral Kemmis dan Taggart. Secara singkat, prosedur penelitian dijelaskan pada gambar 2.


Perencanaan
 

Tindakan
 

Pengamatan
 

Refleksi
 

SIKLUS 1:
 

Refleksi
 

SIKLUS 2:
 

Tindakan
 

SIKLUS 3:
 
 

           
           

Pertemuan 1
s.d. 3
Post tes
 
 






















Gambar 2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan siklus I, dilakukan kegiatan observasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi oleh siswa kelas VII-A. Hasil observasi menunjukkan nilai rata-rata kemampuan siswa dalam menulis teks eksplanasi, yaitu 2,87 masih berada di bwah KKM yang ditetapkan 3,00. Hasil tersebut dijadikan pedoman untuk pemberian tindakan pada siklus I, II, III.
1.  Prosedur Penelitian Siklus I
a.  Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, 2009:17). Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian; (4) menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

b.  Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas. Setiap pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan Pertama Siklus I
1)  Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
         Pada kegiatan pendahuluan, kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
Pada kegiatan inti, aktivitas belajar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)    Untuk membangun konteks pembelajaran, siswa mengamati sebuah gambar peristiwa alam (buku siswa hlm. 113).
b)   Siswa menanya hal-hal yang berhubungan dengan konteks pembelajaran.
c)    Siswa lain menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang berhubungan dengan gambar yang dilihat.
d)   Siswa mengambil kertas undian yang berisi istilah kebahasaan. Lalu, masing-masing siswa menyebutkan kata yang sama, bersatu membentuk kelompok kecil dan menamakan kelompoknya sesuai istilah yang dipilihnya.
e)    Siswa secara berkelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan teks yang disimaknya.
f)    Pada kegiatan menalar / mengasosiasi, siswa menemukan dan menguraikan teks ekplanasi yang lain berdasarkan bentuk/struktur  (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/ penutup) untuk mempertajam pemahaman tentang teks eksplanasi
g)   Pada tahap mengomunikasikan, satu perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusinya.
h)   Kelompok lain menanggapi dengan responsif dan santun.
3)  Kegiatan Penutup (12 menit)
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua Siklus I
1)   Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
         Kegiatan yang dilaksanakan pada pendahuluan pertemuan kedua ada empat hal.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)   Kegiatan Inti (60 menit)
a)    Pada tahap mengamati, siswa membaca teks eksplanasi (pemodelan) untuk memahami struktur/bentuk teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) serta unsur kebahasaan atau ciri-ciri bahasa (kalimat kompleks, konjungsi waktu dan sebab, kata kerja aksi, pilihan kata, dll).
b)   Siswa menanya tentang cara menyusun teks eksplanasi.
c)    Menanya tentang cara mengidentifikasi kekurangan teks eksplanasi yang disusun berdasarkan bentuk/struktur teks eksplanasi.
d)   Menanya tentang cara menelaah dan merevisi teks berdasarkan struktur teks dan penggunaan bahasa.
e)    Pada tahap memodifikasi dan menggagas ulang, siswa mendiskusikan kembali bentuk/struktur teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) berdasarkan teks model
f)    Bertanya jawab tentang bentuk/struktur teks eksplanasi dari hasil membaca teks eksplanasi yang lain untuk mempertajam pemahaman
g)   Pada tahap orientasikan kembali, siswa mengurutkan kembali teks ekspplanasi (teks model) berdasarkan bentuk/struktur teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) untuk mempertajam pemahaman tentang teks eksplanasi.
h)   Menemukan dan menguraikan teks ekplanasi yang lain berdasarkan bentuk/struktur teks eksposisi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) untuk mempertajam pemahaman tentang teks eksplanasi
i)     Pada tahap laporkan dan diskusikan, siswa menyampaikan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan.
j)     Menanggapi saran kelompok lain untuk perbaikan tulisan.
3)  Kegiatan Penutup (12 menit)
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga Siklus I
1)   Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
         Pada kegiatan pendahuluan, langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)   Kegiatan Inti (60 menit)
          Langkah-langkah pada kegiatan ini pertemuan ketiga ini merupakan perpaduan antara pembelajaran saintifik dengan metode ATM-GLOD.
a)    Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/GsBIa2U1I9w?t=18. 
b)   Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/c3ymTKWt_vI?t=40.  
c)    Siswa menanya tentang cara menyusun teks eksplanasi
d)   Melakukan kegiatan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan teks eksplanasi
e)    Pada tahap meniru dan memodifikasi, siswa berdiskusi tentang unsur kebahasaan (kalimat majemuk, pilihan kata, konjungsi, dll) yang akan digunakan dalam menyusun teks eksplanasi
f)    Siswa berdiskusi tentang kerangka penulisan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/struktur teks
g)   Mengidentifikasi hal-hal penting yang akan dituliskan dalam teks eksplanasi berdasarkan data/ informasi yang diperoleh (misalnya kalimat untuk pernyataan umum, deretan penjelas, dan penutup)
h)   Menyusun teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
i)     Pada tahap laporkan dan diskusikan, siswa menyampaikan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
j)     Menanggapi saran kelompok lain untuk perbaikan tulisan.
3)   Kegiatan Penutup (10 menit)
         Pada kegiatan penutup, kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
    
c.  Observasi
Observasi dilakukan terhadap aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus I bertujuan untuk melihat peningkatan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi selama pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kelebihan metode ATM-GLOG yang diterapkan dalam menulis teks eksplanasi.
Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi, (2) observasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial siswa selama pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa yang positif maupun sikap siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3) jurnal diberikan untuk mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3) Mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.

     d.  Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan dan hasil menulis pada siklus 1. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes, jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)  mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus I;
2)  mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus I;
3)  membuat daftar permasalah yang terjadi pada siklus I; dan
4)   merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pada siklus II dengan mengacu pada hasil siklus I.

2.  Prosedur Penelitian Siklus II
          Proses tindakan pada siklus II masih terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a.  Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, 2009:17). Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian; (4) menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
b.  Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas atau di laboratorium komputer. Setiap pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan Pertama Siklus II
1)  Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
         Pada kegiatan pendahuluan, ada empat tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
Aktivitas belajar pada kegiatan inti adalah sebagai berikut.
a)    Pada tahap amati, siswa membaca kembali teks eksplanasi (teks model) dari LK.
b)   Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur teks serta ciri-ciri bahasa.
c)    Pada tahap menggagas ulang, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.
d)   Mengidentifikasi unsur kebahasaan /ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
e)    Pada tahap menggagas ulang, mengidentifikasi data/informasi yang telah diperoleh sebagai bahan penyusunan teks eksplanasi.
f)    Menganalisis struktur teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/ penutup).
g)   Mengidentifikas gagasan utama teks.

h)   Tahap melaporkan dan mendiskusikan, siswa menyampaikan teks eksplanasi secara lisan.
3)  Kegiatan Penutup (12 menit)
         Pada tahap penutup, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Kedua Siklus II
1)  Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
         Rangkaian kegiatan pendahuluan pertemuan kedua ada empat hal.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
         Kegiatan inti merupakan implementasi dari metode ATM-GOLD. Rangkaian kejadian dapat diuraikan sebagai berikut.
a)    Pada tahap amati, siswa membaca teks eksplanasi (teks model) dari LK.
b)   Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur  teks  serta  ciri-ciri  bahasa.
c)    Pada tahap meniru, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.mengidentifikasi unsur kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
d)   Pada tahap memodifikasi, siswa menulis teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan bentuk/struktur teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) serta penggunaan bahasa (pilihan kalimat, ejaan, dan tanda baca).
e)    Pada tahap gagas ulang dan orientasikan kembali, siswa menelaah kembali teks eksplanasi yang telah ditulis dari aspek struktur dan bahasa.
f)    Merevisi teks eksplanasi yang berdasarkan hasil telaah untuk penyempurnaan teks.
g)   Pada tahap laporkan, siswa menyampaikan teks eksplanasi secara lisan.
h)   Tahap diskusikan, siswa menanggapi tulisan temannya.
3)  Kegiatan Penutup (10 menit)
a)    Guru menyimpulkan pembelajaran.
b)   Guru mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Guru memberikan umpan balik dan penguatan.
d)   Guru menyampaikan informasi mengenai rencana pembelajaran yang akan datang.

Pertemuan Ketiga Siklus II
1)  Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
          Langkah-langkah yang dilaksanakan pada kegiatan pendahuluan adalah sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
         Langkah-langkah pada kegiatan inti pertemuan ketiga ini merupakan perpaduan antara pembelajaran saintifik dengan metode ATM-GLOD.
a)    Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/ZQcVGoAoR9U?t=54
b)   Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/HtooheBFTwI?t=33
c)    Siswa menanya tentang cara menyusun teks eksplanasi.
d)   Melakukan kegiatan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan teks eksplanasi
e)    Pada tahap tiru dan modifikasi, siswa berdiskusi tentang kerangka penulisan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/struktur teks
f)    Pada tahap gagas ulang dan orientasikan, siswa mengidentifikasi hal-hal penting yang akan dituliskan dalam teks eksplanasi berdasarkan data/ informasi yang diperoleh (mis: kalimat untuk pernyataan umum, deretan penjelas, dan penutup)
g)   Menyusun teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
h)   Siswa melaporkan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
i)     Siswa mendiskusikan dan menanggapi saran kelompok lain untuk perbaikan tulisan.
3)  Kegiatan Penutup (10 menit)
         Pada kegiatan penutup, pelaksanaan model ATM-GLOD yang dilakukan sebagai berikut.
a)    Guru menyimpulkan pembelajaran.
b)   Guru melakukan refleksi pembelajaran hari itu.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi tentang rencana pembelajaran yang akan datang.

     c.  Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan terhadap aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus II dilihat berdasarkan peningkatan kemampuan menulis teks eksplanasi dan sikap religius dan sikap sosial siswa selama pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai kelebihan metode ATM-GLOG yang diterapkan dalam menulis teks eksplanasi.
Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi, (2) observasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial siswa selama pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa yang positif maupun sikap siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3) jurnal diberikan untuk mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3) Mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.

     d.  Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan dan hasil menulis pada siklus II. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes, jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)      mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus II;
2)      mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus II;
3)      membuat daftar permasalah yang terjadi pada siklus II; dan
4)      merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk perbaikan pada siklus III dengan mengacu pada hasil siklus II.

3.  Prosedur Penelitian Siklus III
          Proses tindakan pada siklus III terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
a.  Perencanaan
Perencanaan tindakan merupakan tahapan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, 2009:17). Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan pembelajaran menulis teks eksplanasi. Langkah awal yang dilakukan adalah (1) mengkaji silabus mata pelajaran bahasa Indonesia; (2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan program guru. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang dilakukan ketika penelitian; (3) menyiapkan materi yang diajarkan dan diujikan melalui lembar tes menulis teks eksplanasi disertai dengan rubrik penilaian; (4) menyiapkan alat penilaian nontes berupa lembar obsevasi, jurnal, dan dokumentasi foto; (5) melakukan koordinasi dengan kolaborator tentang kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

b.  Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melaksanakan tindakan di kelas (Arikunto, 2010:18). Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di dalam kelas atau di laboratorium komputer. Setiap pertemuan terdiri atas kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Pertemuan pertema Siklus III
1)  Kegiatan Pendahuluan (8 menit)
         Pada kegiatan pendahuluan, ada empat tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
         Pada kegiatan inti, aktivitas belajar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)    Membaca kembali teks eksplanasi (teks model). Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan, 152-153.
b)   Menanya tentang memahami teks eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur teks serta ciri-ciri bahasa.
c)    Mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa) untuk.
d)   Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi Lembar Kegiatan (LK).
e)    Menyampaikan hasil diskusi di depan teman-temannya.
f)    Menanggapi saran dari  teman/guru.
3)  Kegiatan Penutup (12 menit)
         Pada tahap penutup, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

Pertemuan Kedua Siklus III
1)  Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
         Pada kegiatan pendahuluan, ada empat tahap yang dilaksanakan guru dan siswa adalah sebagai berikut.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
         Pada kegiatan inti, aktivitas belajar yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a)    Siswa mengamati dengan cara membaca kembali teks (teks model) dari LK.
b)   Siswa menanya tentang penyusunan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/ struktur teks serta ciri-ciri bahasa.
c)    Pada tahapan tiru dan modifikasi, siswa mencari informasi dari berbagai sumber tentang teks eksplanasi (bentuk/struktur dan ciri-ciri bahasa).
d)   Siswa mengidentifikasi unsur kebahasaan/ciri-ciri bahasa teks eksplanasi.
e)    Siswa menggagas ulang dan mengorientasikan kembali dengan cara mengidentifikasi data/informasi yang telah diperoleh sebagai bahan penyusunan teks eksplanasi.
f)    Menyusun teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan bentuk/struktur teks (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup) serta penggunaan bahasa (pilihan kalimat, ejaan, dan tanda baca).
g)   Menelaah kembali teks eksplanasi yang telah ditulis dari aspek struktur dan bahasa.
h)   Merevisi teks eksplanasi yang berdasarkan hasil telah untuk penyempurnaan teks.
i)     Siswa melaporkan teks eksplanasi secara lisan.
j)     Siswa mendiskusikan dan menanggapi saran dari teman/guru untuk perbaikan tulisan.

3)  Kegiatan Penutup (12 menit)
         Pada tahap penutup, beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.
Pertemuan Ketiga Siklus III
1)  Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
         Rangkaian kegiatan pendahuluan pertemuan kedua ada empat hal.
a)  Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
b)  Guru menanyakan ketidakhadiran siswa.
c)  Guru menyampaikan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
d) Guru dan siswa menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2)  Kegiatan Inti (60 menit)
         Kegiatan inti merupakan implementasi dari metode ATM-GOLD. Rangkaian kejadian dapat diuraikan sebagai berikut.
a)    Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/OTYLicOtgGg?t=24  
b)   Siswa mengamati tayangan video dari YouTube. Alamat: https://youtu.be/aiASgjL8RuE?t=9
c)    Siswa menanya tentang cara menyusun teks eksplanasi
d)   Pada tahap tiru dan modifikasi, siswa melakukan kegiatan pengumpulan bahan/data untuk penyusunan teks eksplanasi
e)    Berdiskusi tentang unsur kebahasaan (kalimat majemuk, pilihan kata, dan konjungsi) yang akan digunakan dalam menyusun teks eksplanasi
f)    Berdiskusi tentang kerangka penulisan teks eksplanasi berdasarkan bentuk/struktur teks
g)   Pada tahap gagas ulang dan orientasikan kembali, siswa kembali mengidentifikasi hal-hal penting yang akan dituliskan dalam teks eksplanasi berdasarkan data/ informasi yang diperoleh (mis: kalimat untuk pernyataan umum, deretan penjelas, dan penutup)
h)   Siswa menulis teks eksplanasi berdasarkan data/informasi yang diperoleh dengan memperhatikan struktur/bentuk teks eksplanasi (pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi/penutup)
i)     Siswa melaporkan hasil tulisan teks eksplanasi secara lisan
j)     Siswa mendiskusikan kembali dan menanggapi saran kelompok lain untuk perbaikan tulisan.
3)  Kegiatan Penutup (10 menit)
a)    Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran.
b)   Bersama guru, siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat memahami struktur teks eksplanasi.
c)    Siswa mendengarkan umpan balik dan penguatan dari guru atas pernyataan mereka tentang hambatan dalam memahami struktur teks eksplanasi.
d)   Siswa menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran.

c.  Observasi
Observasi dilakukan bertujuan mengetahui aktivitas proses pembelajaran. Observasi pada siklus III bertujuan melihat peningkatan sikap religius, sikap sosial, dan kemampuan menulis teks eksplanasi dengan metode ATM-GOLD. Dalam proses observasi ini, data diperoleh melalui beberapa cara, yaitu (1) tes untuk mengetahui kemampuan menulis teks eksplanasi, (2) observasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial siswa selama pembelajaran berlangsung. Sikap yang diamati, yaitu sikap siswa yang positif maupun sikap siswa yang negatif dalam mengikuti pelajaran (3) jurnal diberikan untuk mencatat jalannya kegiatan pembelajaran; (4) dokumentasi foto yang digunakan sebagai laporan yang berupa gambar aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
Pada tahapan observasi, kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. (1) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi; (2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis teks eksplanasi untuk mengetahui sikap religius dan sikap sosial; (3) Mengumpulkan data hasil belajar siswa setelah menggunakan metode ATM-GOLD.

     d.  Refleksi
Tahap ini merupakan evaluasi terhadap proses tindakan dan hasil menulis pada siklus III. Data-data yang terkumpul baik dari hasil tes, jurnal, observasi, atau pengamatan dan wawancara kemudian dianalisis. Analisis ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta tindakan-tindakan siswa selama proses pembelajaran. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul, guru dan peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
1)  mengevaluasi proses dan hasil belajar pada siklus III;
2)  mengkaji pelaksanaan pembelajaran dan efek tindakan pada siklus III;
3)  membuat daftar permasalah yang terjadi pada siklus III; dan
4)   menarik simpulan hasil penelitian berdasarkan hasil pada siklus III.

C. Jenis Data dan Alat Pengumpulan Data
     1. Jenis Data
          a.  Data Kuantitatif
          Data kuantitatif berupa angka-angka tentang hasil belajar siswa (Mulyasa, 2014: 68) data kuantitatif diwujudkan dengan kemampuan menulis teks eksplanasi yang diperoleh dari siswa siswa melalui tulisan / karangan. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan persentase. Adapun penyajian data dalam bentuk presentase.

          b.  Data Kualitatif
          Data kualitatif adalah ungkapan yang mengekspresikan siswa tentang proses dan hasil belajar yang diperoleh dari berbagai sumber. Sumber ini diperoleh dari lembar observasi siswa, aktivitas guru, serta catatan lapangan dengan menerapkan model pembelajaran. (Mulyasa. 2014: 68)
    
     2.  Teknik Pengumpulan Data
          Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan intirview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan kegiatan (Sugiyono, 2011: 137). Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah metode tes, metode observasi, metode catatan lapangan, dan metode dokumentasi.
a.  Teknik Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi belajar (Arikunto, 2010: 266). Tes yang diberikan adalah esai. Tes esai adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dilaksanakan bentuk uraian dengan mempergunakan bahasa sendiri. Dalam tes bentuk esai, siswa dituntut berpikir tentang  dan mempergunakan apa yang diketahui yang berkenaan dengan pertanyaan yang harus dijawab (Nurgiyantoro, 2001: 71).
          Tes ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran kondisi awal, akhir siklus I, II dan III. Tes tersebut adalah perintah untuk menulis teks eksplanasi dengan tema tertentu. Adapun norma penilaian disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Rambu-rambu Penilaian Menulis Teks Eksplanasi
No
Aspek
Pertanyaan pemandu
Rentang Skor
Bobot
Skor Maksimal
1.
Isi
Apakah isi teks relevan dengan topik, lengkap, dan substantif?
13-30
1
30
2.
Organisasi
Apakah struktur teks rekaman percobaan sudah jelas, padat, dan tertata dengan baik?
7-20
1
20
3.
Kosakata
Apakah pilihan kata yang digunakan sesuai dengan situasi yang diceritakan?
7-20
1
20
4.
Penggunaan Bahasa
Apakah bahasa yang digunakan sudah efektif dan  konstruksi kompleks?
7-20
1
20
5.
Mekanik
Apakah penggunaan ejaan dan tanda baca sudah tepat?
2-10
1
10

Jumlah Skor Maksimal


100

          Sesuai dengan tabel 3 diketahui bahwa aspek yang dinilai pada tes menulis teks eksplanasi terdiri atas isi, struktur teks, kosa kata, penggunaan bahasa, dan tanda baca. Rambu-rambu penilaian pada tabel 3 dijabarkan ke dalam norma penilaian yang disajikan pada lampiran laporan penelitian tindakan kelas ini.



          b.  Teknik Nontes
          Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan si tester Itesti, tercoba, testee) tanpa alat tes (Nurgiyantoro, 2001: 54). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah lembar obervasi, teknik catatan lapangan, dan dokumentasi.
1)  Lembar Observasi
         Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi sikap spriritual dan sikap sosial siswa. Lembar observasi tersebut berisi aspek yang dijabarkan menjadi deskriptor.
2)  Teknik Catatan Lapangan
         Catatan lapangan berisi rangkuman seluruh data lapangan yang terkumpul selama pembelajaran, yang tersusun berdasarkan catatan pendek, catatan harian, catatan lapangan, dan mencakup data terkait serta pemahaman terhadap situasi sosial yang bersangkutan. Catatan ini disusun segera mengikuti setelah observasi pada hari bersangkutan selesai (Trianto, 2011: 57). Teknik catatan lapangan digunakan untuk mencatat kegiatan belajar mengajar dalam bentuk ringkas.
              3)  Teknik Dokumentasi
         Teknik dokumentasi berupa foto yang dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pengambilan gambar dilakukan tanpa sepengetahuan siswa, sehingga tidak terjadi perubahan tingkah laku siswa saat pengambilan gambar foto. Kegiatan memfoto dilakukan oleh kolaborator.

     3.  Instrumen Pengumpul Data
Sesuai dengan teknik pengumpulan data tersebut, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ada empat, yakni:
a.  lembar soal;
b.  lembar observasi;
c.  pedoman catatan lapangan; dan
d.  alat perekam berupa kamera dan alat tulis-menulis.

D. Validasi Data
          Menurut Sanjaya (2009:41) makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian formal misalnya penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih ditekankan pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK validitas itu adalah keajegan proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian kualitatif adalah makna langsung yang batasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses penelitian.
          Data dalam penelitian ini divalidasi dengan membandingkan nilai tiap siklus dan antarsiklus. Nilai prasiklus dianalisis, kemudian dibandingkan dengan nilai siklus I. Dari hasil analisis dilihat persentase kenaikannya. Demikian juga nilai siklus I dibandingkan dengan nilai siklus II, dan seterusnya.

E. Teknik Analisis Data
          Analisis data dilakukan pada setiap aspek penelitian dengan melakukan analisis dan penafsiran data secara terus menerus sampai berhasil melaksanakan pembelajaran menggunakan metode ATM-GLOD untuk dapat meningkatkan kemampuan meulis teks eksplanasi sehingga bisa mencapai ketuntasan belajar individual maupun klasikal.
     1.  Data Kualitatif
          Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data sikap spririatual dan sikap sosial yang diperoleh melalui lembar observasi yang diisi kolaborator pada pertemuan tiap siklus. Hasil observasi tersebut ditabulasikan untuk memperoleh skor. Skor yang diperoleh setiap siklus tersebut dianalisis dengan rumus berikut.
Rumus yang digunakan adalah:
          Untuk mengubah persentase menjadi sebutan predikat sikap, digunakan patokan perhitungan skala empat pada tabel 4.
Tabel 4    Penentuan Predikat Sikap

Rata-Rata
Nilai Ketuntasan Sikap
Keterangan
Modus
A – D
3,01 – 4,00
4
SB
Sangat baik
2,01 – 3,00
3
B
Baik
1,01 – 2,00
2
C
Cukup
0,00 – 1,00
1
K
Kurang
Sumber: Lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014: 11
2. Data Kuantitatif
          Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka (Arikunto. 2010: 282). Data berupa kemampuan menulis teks eksplanasi yang dianalisis dengan menggunakan deskritif dengan menentukan presentase. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menganalisis data melalui sejumlah tahapan sebagai berikut.
a.  Memeriksa hasil kerja atau tulisan siswa berdasarkan aspek yang ditentukan.
b.  Memberikan skor pada aspek yang diperiksa sesuai dengan penskoran yang telah ditetapkan.
c. Merekap data penilaian yang diperoleh siswa untuk setiap aspek yang diteliti.
d. Menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa pada setiap aspek kemudian mencari rata-ratanya.
e. Menghitung jumlah siswa yang mencapai KKM.
f. Menentukan tingkat ketercapaian rata-rata persentase ketuntasan belajar.

F. Indikator Kinerja
          Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2007:36). Indikator kinerja dalam penelitian ini dirumuskan tiga macam.
1.  Rata-rata sikap spiritual siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan minimal baik.
2.  Rata-rata sikap sosial siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Batangan minimal baik.
3.  Ada peningkatan nilai kemampuan menulis teks eksplanasi.
4.  Siswa kelas VII-A yang tuntas belajar (meraih nilai > 3,00) lebih dari 85%.











Previous
Next Post »